Jumat 08 Dec 2023 14:19 WIB

Sekejam Ayah di Jagakarsa, Pesepakbola Turki Ini Bunuh Anaknya yang Baru Berusia 5 Tahun

Pembunuhan di Jagakarsa mengingatkan akan tragedi pilu di Turki.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Kondisi rumah lokasi pembunuhan Empat anak berinisial V (6 tahun),S (4 tahun), A (3 tahun) dan A (1 tahun) di RT 04/03, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023). Mereka diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri berinisial PD (41 tahun)
Foto: Republika/Febrian Fachri
Kondisi rumah lokasi pembunuhan Empat anak berinisial V (6 tahun),S (4 tahun), A (3 tahun) dan A (1 tahun) di RT 04/03, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023). Mereka diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri berinisial PD (41 tahun)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus memilukan pembunuhan empat anak oleh ayahnya sendiri di Jagakarsa, Jakarta Selatan menyita perhatian publik. Ada banyak dugaan yang menghubungkan terkait sang ayah tega menghabisi buah hatinya sendiri sebelum dia mencoba bunuh diri. Hubungan tak harmonis suami istri hingga tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di antara dugaan yang muncul.

Peristiwa memilukan semacam itu juga pernah dilakukan oleh mantan pemain Super Lig Turki, Cevher Toktas pada April 2020 lalu. Namun berbeda dengan peristiwa di Jagakarsa, Toktas tidak berupaya melakukan bunuh diri. Lewat pengakuannya, Toktas mengatakan membekap anaknya, Kasim, hingga tewas dengan bantal.

Baca Juga

Kasim waktu itu berusia lima tahun. Pengakuan diri Toktas atas pembunuhannya itu dilakukan 11 hari setelah secara resmi kematian anaknya dinyatakan meninggal alamiah. Sebelum kematian Kasim, putranya itu dibawa ke rumah sakit oleh ayahnya pada 23 April 2023 karena batuk dan demam tinggi.

Mengetahui gejala tersebut dan kala itu masa pandemi, maka oleh rumah sakit dikarantina karena menunjukkan tanda-tanda virus corona. Pada hari berikutnya, Toktas memanggil dokter ke kamar anaknya tersebut dan mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan bernapas. 

Anak tersebut dilarikan ke perawatan intensif namun meninggal. Dia dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 dan dimakamkan. Namun Toktas kemudian mengaku telah membekap anaknya sendiri hingga tewas dengan bantal.

photo
Cevher Toktas, sosok pesepakbola Turki yang tega menghabisi nyawa anaknya sendiri pada 2020 silam. - (Dok. FB)

Laporan di Turki mengatakan Toktas telah menyerahkan diri ke Kantor Polisi Carsi, dan memberikan pernyataan di mana dia mengatakan tidak pernah mencintai putranya dan telah membunuhnya di rumah sakit.

"Saya menekan bantal pada anak saya yang sedang berbaring telentang. Selama 15 menit, saya menekan bantal tanpa mengangkatnya. Anak saya sedang berjuang saat itu. Setelah dia berhenti bergerak, aku mengangkat bantal. Lalu saya berteriak meminta dokter membantu menghilangkan kecurigaan apa pun dari saya," demikian pernyataan Toktae di Kantor Kejaksaan Bursa, dilansir dari Goal International, Jumat (8/12/2023) 

Dalam pernyataannya, Toktas mengaku tidak pernah mencintai Kasim sejak lahir yang merupakan putra bungsunya. Toktas juga tak mengerti mengapa tidak mencintai putranya itu. 

"Satu-satunya alasan kenapa aku membunuhnya hari itu adalah karena aku tidak menyukainya. Tapi saya pastikan saya tidak punya masalah mental apa pun," klaim Toktas.

Toktas yang menyerahkan diri kemudian merasa menyesal atas perbuatannya. Dia ditangkap dan sambil menunggu persidangan. Sementara jenazah putranya telah digali untuk diautopsi. Beberapa hari sebelum mengaku membunuh putranya, Toktas telah mengunggah gambar makam Kasim di halaman Facebook-nya, dengan tulisan "Jangan bergantung pada dunia."

Toktas adalah seorang bek tengah, pernah bermain untuk Bursa Yildirimspor di Liga Amatir Regional Turki, divisi kelima di negara tersebut. Dia sebelumnya bermain untuk sejumlah klub di Turki dan menjalani satu musim di Super Lig yang merupakan divisi teratas Liga Turki pada 2008-2009 bersama Hacettepe SK.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement