Selasa 12 Dec 2023 21:56 WIB

Kemenperin: Kinerja Industri Kreatif Moncer Disokong Fesyen dan Kriya

Ini menunjukkan bahwa prospek industri kreatif di Indonesia semakin besar.

Red: Fuji Pratiwi
Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita (kiri) mengamati produk industri kreatif karya peserta kegiatan Creative Business Incubator-Bali Creative Industry Center di Denpasar, Bali, Jumat (8/12/2023).
Foto: Dok Republika
Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita (kiri) mengamati produk industri kreatif karya peserta kegiatan Creative Business Incubator-Bali Creative Industry Center di Denpasar, Bali, Jumat (8/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan sektor industri kreatif memiliki kinerja moncer dengan realisasi nilai tambah industri kreatif yang mencapai Rp 1,05 triliun pada kuartal III 2023, atau telah mencapai 82,1 persen dari target 2023 sebesar Rp 1,28 triliun.

Selain itu, kinerja ekspor industri kreatif pada kuartal III 2023 mencatat nilai sebesar 17,4 miliar dolar AS, disokong subsektor fesyen yang menyumbang hingga 9,88 miliar dolar AS dan subsektor kriya yang menyumbang 6,26 miliar dolar AS.

Baca Juga

"Ini merupakan sebuah capaian yang membanggakan dan menunjukkan bahwa prospek industri kreatif di Indonesia semakin besar," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) turut berperan aktif memberikan wadah pengembangan bagi anak muda yang menjadi pelaku IKM, khususnya yang berbasis sektor kreatif melalui program Creative Business Incubator (CBI) yang dilaksanakan di Bali Creative Industry Center (BCIC). Program CBI sendiri merupakan salah satu upaya dalam membina pelaku IKM kreatif, khususnya bidang fesyen dan kriya, dalam mengembangkan bisnisnya agar bisa naik kelas.

"Kami harap pembinaan yang kami berikan melalui program ini dapat menggugah peserta agar dapat menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh, menjaga jaringan informasi dan komunikasi antar peserta dan narasumber, serta menjadi penggerak ekonomi di tengah masyarakat dan menjadi contoh bagi pelaku industri fesyen dan kriya," imbuhnya.

Reni mengemukakan, pihaknya berharap peserta CBI yang telah mendapatkan ilmu dan wawasan kelak juga dapat membagi pengalamannya kepada rekan-rekan pelaku industri kreatif lainnya yang sama-sama sedang menjalankan bisnis.

Pada sesi kelas 2023, program CBI diikuti sebanyak 60 peserta yang berasal dari 17 provinsi dan 47 Kabupaten/Kota. "Diharapkan angka sebaran ini dapat semakin meningkat dikarenakan setiap daerah memiliki potensi dan kreativitas khas masing-masing yang perlu dieksplorasi dan dipromosikan," kata Reni.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement