REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin mengatakan, negaranya akan terus memberikan suplai persenjataan kepada Israel. Washington ingin membantu Israel dalam perangnya melawan kelompok Hamas di Jalur Gaza.
Austin mengungkapkan, AS merupakan sahabat Israel. “AS akan terus menyediakan amunisi penting, kendaraan taktis, dan sistem pertahanan udara (untuk Israel),” ujarnya di sela-sela kunjungannya ke Israel, Senin (18/12/2023), dikutip laman Al Arabiya. Kendati demikian, dia turut menekankan perlunya mempertahankan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Kita harus memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada hampir dua juta pengungsi di Gaza dan kita harus mendistribusikan bantuan itu dengan lebih baik,” ucapnya. Saat ini Israel tengah mengintensifkan serangan ke wilayah selatan Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan, sejauh ini lebih dari 19.400 orang terbunuh sejak Israel memulainya agresinya ke wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak.
Pada Senin kemarin, organisasi Human Rights Watch (HRW) menuduh Israel telah secara sengaja membuat penduduk sipil di Jalur Gaza kelaparan. “Pemerintah Israel menggunakan kelaparan warga sipil sebagai metode peperangan di Jalur Gaza yang diduduki, yang merupakan kejahatan perang,” kata HRW dalam laporannya yang dirilis Senin lalu.
“Pasukan Israel dengan sengaja memblokir pengiriman air, makanan dan bahan bakar, sementara dengan sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan, tampaknya menghancurkan wilayah pertanian, dan merampas benda-benda yang sangat diperlukan oleh penduduk sipil untuk kelangsungan hidup mereka,” kata HRW.
Pemerintah Israel segera mengecam laporan HRW. Tel Aviv melabeli HRW sebagai organisasi anti-Semit dan anti-Israel. “HRW tidak mengutuk serangan terhadap warga Israel dan pembantaian tanggal 7 Oktober serta tidak memiliki dasar moral untuk membicarakan apa yang terjadi di Gaza jika mereka menutup mata terhadap penderitaan dan hak asasi warga Israel,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat.