Rabu 20 Dec 2023 20:11 WIB

PM Selandia Baru Tolak Ambil Bagian dalam Nuklir AUKUS

Selandia Baru menegaskan posisinya pada bebas nuklir.

Pemimpin kelompok AUKUS, pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan AS.
Foto: Stefan Rousseau/Pool Photo via AP
Pemimpin kelompok AUKUS, pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan AS.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Perdana Menteri Selandia Baru Christoper Luxon pada Rabu (20/12/2023) menolak memberikan konsesi apa pun terhadap sikap negaranya yang bebas nuklir sambil tetap ingin mengambil bagian dalam pakta trilateral militer AUKUS. Pada September 2021, para pemimpin Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) mengumumkan pembentukan kemitraan keamanan trilateral yang ditingkatkan yang disebut "AUKUS."

AUKUS dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan masing-masing pemerintah dalam mendukung kepentingan keamanan dan pertahanan, membangun hubungan bilateral yang telah lama dan berkelanjutan. Berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Sydney, Christoper Luxon menyatakan ketertarikan negaranya pada pilar dua AUKUS yang melibatkan teknologi militer canggih.

Baca Juga

Teknologi ini dikembangkan bersama negara-negara dalam pakta tersebut. "Kami akan selalu di posisi bebas nuklir. Hal tersebut tidak dapat dinegosiasikan pada kami Selandia Baru," kata Luxon kepada wartawan saat ditanyakan apakah pemerintahannya telah menyatakan minat untuk berperan lebih besar dalam pakta militer AUKUS.

AUKUS adalah perjanjian trilateral yang diumumkan pada 2021 antara AS, Inggris, Australia, di mana Canberra akan mendapatkan kapal selam tenaga nuklir. Luxon menyampaikan pernyataan tersebut saat kunjungan luar negeri pertamanya ke negara tetangganya Australia sejak menjabat sebagai perdana menteri bulan lalu.

Pekan lalu, Menteri Pertahanan Selandia Baru Judith Collins menuduh pemerintahan Partai Buruh sebelumnya melewatkan peluang dan memberi isyarat, mereka dapat bergabung dengan pilar kedua pakta AUKUS, yang melibatkan pertukaran informasi dan teknologi pertahanan tetapi tidak dengan kapal selam nuklir.

Luxon mengatakan, AUKUS adalah elemen yang sangat penting bagi stabilitas kawasan. "Dari sudut pandang saya, kami tertarik mengeksplorasi pilar kedua AUKUS, khususnya teknologi baru dan apa arti hal tersebut serta peluang yang mungkin berarti bagi Selandia Baru untuk berpartisipasi (masuk). Kami akan berupaya menyelesaikannya pada tahun depan seiring kami memahami lebih lanjut dan memikirkan peluang yang mungkin ada bagi kami," lanjut Luxon.

Albanese mengatakan bahwa mereka membahas pilar kedua AUKUS dalam pertemuan mereka hari ini. "Salah satu yang kami diskusikan pada hari ini dengan pilar kedua, seperti yang telah disebutkan oleh perdana menteri, adalah mengenai berbagai macam teknologi baru," kata Albanese, berdasarkan transkrip resmi.

Kedua pemimpin tersebut juga membahas berbagai isu. Termasuk meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan, keamanan, ilmu pengetahuan, dan memerangi perubahan iklim.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement