REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN — Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mendapat sejumlah laporan soal anak yang terpisah dari orang tuanya pada masa libur Natal lalu. Pengawasan anak saat aktivitas wisata pun menjadi atensi.
“Sejauh ini, anak yang terpisah dengan orang tua jumlahnya sampai 35 orang,” kata Ketua Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Pangandaran Dodo Taryana kepada Republika, Rabu (27/12/2023).
Laporan itu berdasarkan catatan Balawista sejak Sabtu (23/12/2023) di kawasan pantai. Menurut Dodo, kasus anak yang terpisah dari orang tuanya itu rata-rata karena kurangnya pengawasan. Kasus yang paling sering terjadi, kata dia, anak-anak dibiarkan berenang atau main di pantai, sementara orang tua asyik sendiri.
“Posisi di air kan bergeser, pas mendarat bingung, sudah pindah. Atau ada juga yang ditinggal ke toilet sebentar, pas balik lagi anak sudah pergi,” kata Dodo.
Karena itu, Dodo mengingatkan kepada para orang tua untuk selalu mengawasi anak saat beraktivitas wisata. Terkait 35 laporan saat libur Natal lalu, ia menyebut anak yang sempat terpisah bisa kembali bertemu dengan orang tuanya. “Semua, alhamdulillah, bisa dipertemukan kembali,” ujar Dodo.
Ihwal wisatawan yang mengalami kecelakaan laut (laka laut), menurut Dodo, masih nol kasus. Ia berharap tidak ada kecelakaan laut selama masa liburan akhir tahun ini. Para wisatawan pun diminta selalu mematuhi rambu-rambu dan imbauan para petugas selama berlibur di kawasan pantai. “Mudah-mudahan sampai setelah tahun baru tetap zero laka laut,” ujar dia.