Kamis 28 Dec 2023 15:53 WIB

Kepolisian AS Tangkap Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina 

Pengunjuk rasa memblokir jalan di sekitar Bandara Internasional Los Angeles dan JFK.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Aksi Demontrasi penolakan terhadap tindakan Israel di Palestina
Foto: DPR RI
Aksi Demontrasi penolakan terhadap tindakan Israel di Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Kepolisian Amerika Serikat (AS) menangkap puluhan pengunjuk rasa pro-Palestina yang berdemonstrasi di sekitar Bandara Internasional Los Angeles dan Bandara Internasional John F Kennedy (JFK) di New York, Rabu (27/12/2023). Dua bandara tersebut merupakan bandara tersibuk di Negeri Paman Sam.

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa memblokir jalan di sekitar Bandara Internasional Los Angeles dan Bandara Internasional JFK. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Bebaskan Palestina” dan “Divestasi dari genosida”.

Departemen Kepolisian Los Angeles mengungkapkan, mereka menangkap dan menahan 36 orang yang terlibat dalam unjuk rasa pro-Palestina. “Para pengunjuk rasa melemparkan seorang petugas polisi ke tanah, menggunakan puing-puing konstruksi, rambu-rambu jalan, dahan pohon, dan balok beton untuk menghalangi jalan menuju bandara sambil menyerang orang-orang yang lewat di dalam kendaraan mereka,” kata Departemen Kepolisian Los Angeles, seperti dikutip dari laman Reuters. 

Mereka mengungkapkan, sebagian besar pengunjuk rasa didakwa atas tuduhan kerusuhan. Ada pula satu pengunjuk rasa yang didakwa karena menyerang petugas kepolisian.

Sementara Departemen Kepolisian Otoritas Pelabuhan New York mengatakan, mereka menangkap 26 pengunjuk rasa pro-Palestina yang menggelar aksinya di sepanjang Jalan Tol Van Wyck di dalam Bandara JFK di Queens. Kepolisian mengungkapkan, mereka ditangkap karena perilaku tidak tertib dan memblokir lalu lintas di sekitar bandara.

Amerika Serikat (AS) adalah salah satu negara yang mendukung agresi Israel ke Jalur Gaza. Washington berulang kali mengatakan bahwa Tel Aviv memiliki hak membela diri setelah serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas. AS pun sempat menyampaikan bahwa mereka menolak gagasan gencatan senjata di Gaza.

Awal pekan ini kelompok Hamas menuduh Israel melancarkan teror terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza akibat terpukul dan kalah dalam pertempuran. Tudingan itu dilayangkan setelah Israel meluncurkan serangan udara ke kamp pengungsi Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah yang membunuh setidaknya 70 orang.

“Setiap kali tentara Nazi dikalahkan di depan para pahlawan perlawanan, mereka mempraktikkan terorisme terhadap warga sipil yang tidak berdaya dengan bantuan (Presiden AS Joe) Biden,” kata anggota senior Hamas Izzat al-Rishq dalam sebuah pernyataan, Senin (25/12/2023), dikutip laman Middle East Monitor.

Hingga saat ini, Israel masih terus melancarkan agresi ke Gaza. Lebih dari 21 ribu warga Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka sudah melampaui 52 ribu orang.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement