Allah mengetahui siapa yang berhak menjadi orang kaya dan siapa yang berhak menjadi orang miskin. Allah menyebutkan hanya Dia sendirilah yang menciptakan segala sesuatu, dan hanya Dia sematalah yang mengatur semuanya.
Jika demikian keadaannya, maka tiada yang berhak disembah selain Allah, dan bertawakal itu hanyalah kepada-Nya. Sebagaimana Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dalam kerajaan-Nya, maka hendaklah Dia pun diesakan dalam penyembahan.
Sering kali Allah SWT menetapkan kedudukan Uluhiyah-Nya dengan pengakuan keesaan dalam Rububiyah-Nya. Dahulu orang-orang musyrik mengakui hal tersebut sebagaimana yang tersitirkan dari perkataan mereka dalam talbiyahnya, "Kupenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu yang Engkau miliki, sedangkan dia tidak memiliki."
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada Surat Al-Ankabut Ayat 62 Allah menyatakan bahwa Dialah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dia sendiri yang berkuasa untuk menentukan rezeki sehingga orang-orang yang beriman tidak perlu enggan berhijrah karena takut miskin.
Allah memberi rezeki di mana saja mereka berada, baik di negeri sendiri, maupun di negeri orang atau dalam perjalanan, bahkan ketika mereka ditawan musuh.
Allah SWT berfirman...