Kamis 04 Jan 2024 19:35 WIB

Dampak Terbunuhnya Pimpinan Hamas Terhadap Perang Gaza dan Jejak Bengis Zionis Israel

Zionis Israel membunuh pemimpin Hamas Saleh al-Arouri

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Warga Palestina memeriksa puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan Israel di kamp pengungsi Maghazi, Jalur Gaza Tengah.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina memeriksa puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan Israel di kamp pengungsi Maghazi, Jalur Gaza Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Israel membujuh Wakil Pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri dalam serangan pesawat tak berawak di ibu kota Lebanon, Beirut pada Selasa (2/1/2024). Menurut sumber keamanan Lebanon dan Palestina, hal ini berisiko meningkatkan potensi perang di Gaza akan menyebar jauh melampaui kantong Palestina.

Dilansir dari New Arab, Rabu (3/1/2024). Arouri (57) adalah pemimpin politik senior Hamas pertama yang dibunuh sejak Israel meluncurkan serangan udara dan darat yang brutal dan tanpa henti dan tanpa pandang bulu di Gaza. 

Baca Juga

Kelompok Hizbullah Lebanon, sekutu Hamas, telah melakukan tembakan-tembakan hampir setiap hari dengan Israel melintasi perbatasan selatan Lebanon, sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023 lalu.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan pembunuhan apa pun di tanah Lebanon, bersumpah akan memberikan reaksi parah. Hizbullah mengatakan pada Selasa bahwa mereka telah menargetkan sekelompok tentara Israel di sekitar Marj dengan rudal, setelah pembunuhan Arouri.

Zionis Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumbah akan membunuh para pemimpin Hamas di seluruh dunia, setelah serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.  

Israel memiliki sejarah panjang pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin Hamas. Sebelum membunuh Saleh al-Arouri, Israel telah banyak membunuh para pemimpin-pemimpin senior Hamas. 

Dilansir dari the New Arab, berikut ini sejarah mencatat pembunuhan-pembunuhan dan percobaan pembunuhan yang ditargetkan Israel terhadap pemimpin Hamas.  

Emad Akel 

Lahir di kamp pengungsi Jabalia Gaza, Akel bergabung dengan Hamas di masa remajanya dan mendapatkan julukan "The Ghost", karena kemampuannya menggunakan penyamaran untuk meluncurkan penyergapan pada pasukan Israel.

Militan muda itu dijadikan komandan Brigade Qassam, di mana ia menjabat sebagai mentor komandan saat ini Mohamed Deif. Dia juga ditempatkan di bagian atas Daftar Paling Dicari Israel. 

Saat berusia 22 tahun, Akel ditemukan oleh intelijen Israel melalui informan dan ditembak mati oleh pasukan khusus Israel di luar rumahnya di Shuja'iyya pada 1993. 

Yahya Ayyash

Dijuluki "The Engineer", Ayyash adalah kepala pembuat bom dan komandan batalion Tepi Barat dari Brigade Al-Qassam. Lulusan teknik elektro dari Universitas Birzeit, Ayyash bertanggung jawab atas bahan peledak perintis yang digunakan dalam pemboman bunuh diri terhadap pasukan Israel.

Dia dibunuh pada usia 29 tahun dalam plot yang rumit oleh Shin Bet, di mana mereka menempatkan alat peledak di ponselnya dan diledakkan dari jarak jauh setelah dia menerima telepon dari ayahnya. 

Baca juga: Suka Bangun Malam Hari Kemudian Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Rasulullah SAW Ini

Khaled Meshaal

Meshaal, mantan guru fisika, adalah anggota pendiri Politbiro Hamas dan menjadi Ketua keduanya pada 1996. Pada 1997, atas perintah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Mossad ditugaskan untuk membunuh Meshaal.

Saat dia masuk ke kantornya suatu hari, dia didekati oleh agen Mossad dari belakang. Agen menempatkan perangkat yang tidak dikenal ke telinga kirinya yang mengirimkan racun yang bekerja cepat.

Sementara itu, di lapangan Gaza, kementerian kesehatan Gaza mengatakan 128 orang telah dibunuh oleh Israel dalam 24 jam terakhir, sehingga total korban warga Palestina gugur yang  tercatat menjadi 22.213 dalam tiga bulan perang di Gaza.

 

Sumber: newarab 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement