Ahad 07 Jan 2024 16:35 WIB

Pesan-Pesan Rasulullah SAW untuk Memuliakan Tetangga yang Selalu Relevan

Rasulullah SAW sangat perhatikan tetangga

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi kehidupan bertetangga. Rasulullah SAW sangat perhatikan tetangga
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi kehidupan bertetangga. Rasulullah SAW sangat perhatikan tetangga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berbuat baik kepada tetangga termasuk dari buah keimanan dan tanda kejujuran seorang Muslim dalam bermuamalah. Bentuknya adalah berupa perkataan dan perbuatan yang baik dan mencerminkan seorang Muslim.

Bahkan, berbuat baik kepada tetangga dituntut dalam syariat Islam. Dalam hal ini, agama Islam mengajarkan pemeluknya untuk baik kepada tetangga.

Baca Juga

Dalam Islam, terdapat kedudukan yang khusus yang dimiliki tetangga. Perhatikanlah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari di dalam Shahihnya ini.

عن عائشة رضي الله عنها ، وعبد الله بن عمر رضي الله عنهما قالا: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :ما زال جبريل يوصيني بالجار، حتى ظننت أنه سيورِّثه

Aisyah raḍiyallāhu 'anhā- dan Abdullah Ibn Umar raḍiyallāhu 'anhumā meriwayatkan, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, ”Malaikat Jibril senantiasa berpesan kepadaku (untuk berbuat baik) terhadap tetangga, sampai aku mengira bahwasanya dia akan memberikan hak waris kepada tetangga.” (HR Imam Al-Bukhari) 

Dilansir dari buku Wasiat Rasul Buat Lelaki yang ditulis Muhammad Khalil Itani diterjemahkan Ahmad Syakirin diterbitkan AQWAM, 2013. Dijelaskan tata cara berbuat baik kepada tetangga.   

Di antara cara berbuat baik ke tetangga adalah dengan tidak menyakiti tetangga. Menyakiti tetangga diharamkan dalam Islam. Bahkan, hal itu termasuk salah satu dari dosa-dosa yang paling besar yang dilakukan seorang hamba. 

عن أَبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَن النَّبيَّ ﷺ قَالَ: واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، قِيلَ: مَنْ يا رسولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الَّذي لا يأْمنُ جارُهُ بَوَائِقَهُ 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman." 

Nabi Muhammad SAW ditanya, "Siapa, wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW menjawab, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatan dirinya." (HR Bukhari dan Muslim)

Artinya, tetangganya tidak selamat dari gangguan tetangganya. Adapun maksud dari, "Ia tidak beriman" adalah ia tidak beriman dengan iman yang sempurna. Perhatikan juga hadits yang diriwayatkan Imam Hakim dalam al-Mustadrak-nya.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, ‘Dikatakan kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, ‘Ia tidak baik, ia masuk neraka.’

Disebutkan kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: ‘Ia masuk surga’.” (HR al-Hakim).  

Berbuat baik ke tetangga dengan menolongnya jika ia tertimpa musibah atau saat membutuhkan kamu. 

Dari Ibnu Abbas..

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement