Kamis 31 Oct 2024 21:15 WIB

Tidak Beriman Orang yang Menyakiti Tetangganya

Agama Islam mengajarkan untuk berbuat baik kepada tetangga.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi: Meniru Akhlak Rasulullah: Jadilah Tetangga yang Baik!
Foto: pxhere
Ilustrasi: Meniru Akhlak Rasulullah: Jadilah Tetangga yang Baik!

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seringkali mendengar kisah seseorang tidak akur dengan tetangganya, bahkan tidak akur dengan saudaranya dan kerabatnya. Agama Islam mengajarkan untuk berbuat baik kepada tetangga, hingga diancam dengan narasi tidak beriman orang yang mengganggu tetangganya.

Islam agama yang cinta damai dengan tegas memperingatkan tentang masalah menyakiti tetangga. Sampai ke tingkatan bahwa Nabi Muhammad SAW meniadakan iman bagi yang melanggarnya dan menegakkannya dengan sumpah yang diulang-ulang. 

Baca Juga

Abu Syuraih berkata Nabi Muhammad SAW bersabda, "Demi Allah ia tidak beriman (iman yang sempurna), demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman.” 

Nabi Muhammad SAW ditanya, "Siapa, wahai Rasulullah?”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.” (HR Imam Bukhari)

Menyakiti tetangga merupakan bentuk kurangnya keimanan yang menyebabkan kebinasaan. Ketahuilah, menyakiti tetangga itu haram dalam Islam, termasuk dosa yang sangat besar, balasannya berat di sisi Allah SWT, serta akan menjadi penghalang pelakunya mencapai derajat kemuliaan dan sempurnanya keimanan.

Ibnu Mas'ud berkata bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, "Dosa apa yang paling besar?” 

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Engkau jadikan bagi Allah tandingan, sedang Dialah yang menciptakanmu.” 

Rasulullah SAW ditanya lagi, “Kemudian apa lagi?” 

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena takut ia akan makan bersamamu.” 

Rasulullah ditanya lagi, “Kemudian apa lagi?” 

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Engkau menzinahi istri tetanggamu.” (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Sebagaimana kita ketahui, Rasulullah SAW yang agung dan Nabi kita yang mulia, sangat menginginkan umatnya menjadi masyarakat yang beriman, saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, serta menjadi masyarakat yang bangunan dan batu batanya kokoh. 

Dengan demikian, orang yang kuat bisa berdiri berdampingan dengan yang lemah, orang yang kaya dekat dengan orang yang fakir, dan orang yang sehat bisa bersama orang yang sakit. 

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW mewasiatkan kita agar memperhatikan tetangga serta berbuat baik terhadap mereka di dalam segala urusan, dikutip dari buku Wasiat Rasul Buat Lelaki yang ditulis Muhammad Khalil Itani diterjemahkan Ahmad Syakirin.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Wahai Abu Dzar, jika engkau masak, perbanyaklah kuahnya serta perhatikanlah tetanggamu atau bagikanlah kepada para tetanggamu." (HR Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam At-Tirmidzi)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement