Ahad 07 Jan 2024 21:13 WIB

Serangan Israel Kembali Membunuh Jurnalis di Gaza

Total korban jiwa dari kalangan jurnalis akibat serangan Israel menjadi 109 orang.

Koresponden Aljazirah Wael Dahdouh, tengah, berduka atas istri, putra, putri, dan cucunya, yang tewas dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Nuisserat, di luar rumah sakit di Deir al Balah, selatan Jalur Gaza, Kamis, 26 Oktober 2023.
Foto: AP Photo/Ali Mahmoud
Koresponden Aljazirah Wael Dahdouh, tengah, berduka atas istri, putra, putri, dan cucunya, yang tewas dalam serangan udara Israel di kamp pengungsi Nuisserat, di luar rumah sakit di Deir al Balah, selatan Jalur Gaza, Kamis, 26 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pejabat kesehatan dan serikat wartawan Gaza mengatakan serangan udara Israel terhadap sebuah mobil di Rafah menewaskan dua jurnalis Palestina yang sedang meliput. Hamza Al Dahdouh dan Mustafa Thuraya merupakan wartawan lepas.

Al Dahdouh bekerja lepas untuk Aljazirah dan putra dari kepala koresponden Palestina untuk jaringan media yang berbasis Qatar itu, Wael Al Dahdouh. Wartawan lepas lainnya Hazem Rajab terluka. Angkatan Bersenjata Israel (IDF) belum merespons permintaan komentar.

Baca Juga

Operasi militer Israel ke Gaza merupakan serangan paling mematikan bagi jurnalis. Organisasi independen Komite Perlindungan untuk Jurnalis (CPJ) mengatakan hingga Sabtu (6/1/2024) kemarin sudah 77 jurnalis dan pekerja media yang tewas dalam konflik tersebut, 70 wartawan Palestina, 4 Israel, dan 3 Lebanon.

Kantor media Pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan dua kematian terbaru menambah korban jiwa jurnalis akibat serangan Israel menjadi 109 orang. Video yang diunggah Aljazirah di Youtube menunjukkan Wael Al Dahdouh menangis di samping jenazah putranya.

Usai pemakaman dalam pidato yang disiarkan televisi ia mengatakan jurnalis di Gaza akan melanjutkan pekerjaan mereka. "Seluruh dunia harus melihat apa yang terjadi di sini," katanya, Ahad (7/1/2024).

Wael Al Dahdouh dikenal masyarakat seluruh Timur Tengah bahkan dunia setelah bulan lalu keluarganya meninggal dalam serangan Israel. Ia mengetahui istri, putranya yang lain, putrinya dan cucunya tewas dalam serangan Israel saat ia sedang memberikan laporan langsung.

Jurnalis visual Reuters Issam Abdallah salah satu wartawan yang tewas dalam serangan Israel. Warga Lebanon itu tewas usai ditembak tank Israel saat sedang meliput di perbatasan pada 13 Oktober lalu. 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement