REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel melakukan serangan balasan ke Iran pada Sabtu (26/10/2024). Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia Yon Machmudi melihat Iran nampaknya tidak akan melakukan serangan balik ke Israel jika tidak diprovokasi oleh narasi-narasi yang dikembangkan Israel.
Yon mengatakan, serangan Israel ke Iran tidak akan berlanjut. Israel sendiri sudah mengatakan misi serangannya sudah terpenuhi. Maka, tinggal Iran akan melakukan serangan balasan atau tidak.
Menurutnya, negara-negara Barat sekutu Israel terutama Amerika Serikat (AS) mencoba untuk melakukan pendekatan kepada Iran. Tujuannya supaya Iran tidak melakukan serangan balasan ke Israel.
"Artinya sudah cukup (upaya saling serangnya) ini juga saya kira untuk mengakomodasi Israel menjaga wajahnya agar tidak dipermalukan oleh serangan Iran yang sebelumnya," ujar Yon.
Yon menambahkan, maka tentu negosiasi tingkat tinggi dilakukan untuk mencegah agar perang tidak menguat atau menuju pada eskalasi perang yang lebih besar. Beberapa hari sebelum serangan Israel ke Iran, pihak Iran juga secara intensif berkonsultasi dengan petinggi yang ada di China. Artinya kalau kemudian perang itu berlanjut maka mereka sudah siap.
"Namun, nampaknya sekutu Israel terutama Amerika mencoba untuk menghindari perang yang lebih besar jadi cukup serangan Israel itu ke Iran untuk menunjukkan kekuatan Israel di mata rakyatnya bahwa mereka mampu melakukan serangan balasan kepada Iran," jelas Yon.
Yon mengatakan, tapi apakah akan berlanjut kepada serangan balasan dari Iran ke Israel? Nampaknya upaya secara intensif sedang dilakukan untuk mencegah itu.
"Dan saya melihat tidak akan ada serangan balasan kecuali ada statement atau pernyataan langkah-langkah yang provokatif yang dilakukan oleh Israel, maka Iran akan melakukan serangan balasan itu," ujarnya.