Kamis 11 Jan 2024 20:37 WIB

Alasan Mengapa Elektabilitas AMIN Mulai Mengejar Prabowo-Gibran Menurut Pengamat

Berdasarkan survei IPO, elektabilitas pasangan AMIN saat ini di angka 34,5 persen.

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyalami sejumlah buruh di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (9/1/2024). Dalam pertemuan tersebut Anies Baswedan menyatakan akan menyejahterakan buruh jika terpilih menjadi presiden.
Foto: ANTARA FOTO/Andry Denisah
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyalami sejumlah buruh di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (9/1/2024). Dalam pertemuan tersebut Anies Baswedan menyatakan akan menyejahterakan buruh jika terpilih menjadi presiden.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrian Fachri, Ronggo Astungkoro, Antara

Angka elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mulai menunjukkan kenaikan mengejar elektabilitas pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berdasarkan survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO). Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, mengatakan elektabilitas Amin kini berada di angka 34,5 persen.

Baca Juga

Angka elektabilitas pasangan AMIN saat ini, menurut Dedi, hanya berselisih 7,9 persen dari Prabowo-Gibran yang elektabilitasnya berada di angka 42,3 persen. Adapun, elektabilitas pasangan nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD 21,5 persen.

"Pertama ada beberapa data yang menunjukkan bahwa semakin meningkat kelompok pemilih yang menyatakan Anies Baswedan tokoh yang paling meyakinkan pada penyampaian gagasan, penyampaian ide dan rencana kerja," kata Dedi, kepada Republika, Rabu (10/1/2024).

Dedi menambahkan, beberapa hal yang berkaitan dengan kewibawaan kepemimpinan itu pada versi Anies Baswedan cukup tinggi. Jadi dua hal yang jadi pertimbangan publik memilih Anies menurut Dedi adalah karena kepemimpinan seorang Anies. 

Sedangkan faktor elektabilitas Prabowo yang saat ini masih berada pada posisi paling tinggi kata Dedi karena adanya dukungan (endorsement) dari Presiden Jokowi, di mana Prabowo dianggap sebagai capres yang paling direstui dan akan melanjutkan program-program dari presiden petahana. Di situlah bedanya kata Dedi di mana Anies dinilai karena dirinya sendiri sementara Prabowo dipilih karena faktor Jokowi.

"Prabowo mengalami peningkatan karena faktor Jokowi, mendapatkan dukungan dari Jokowi, endorsement Jokowi. Jadi Prabowo tidak dinilai sebagai dirinya sendiri tapi karena faktor Jokowi," ucap Dedi.

Selain itu, hasil survei IPO lanjut Dedi memperlihatkan pemilih mulai beralih ke Anies karena penyampaian ide dan gagasannya paling mudah dicerna. Dedi menyebut dua kali penampilan Anies di debat capres 2024 turut membuat pemilih berpindah ke Anies. 

"Kalau dalam paparan survei debat kandidat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam mempengaruhi pemilih. Ada yang emang memindahkan pilihannya karena sejak mendengar debat ada juga yang semakin yakin dengan pilihannya. Anies salah satu yang mendapat poin. Apa yang dia sampaikan dalam debat itu dianggap oleh publik yang paling meyakinkan. Itulah ada asumsi bahwa Anies dinilai cukup kuat narasi gagasannya," kata Dedi menambahkan.

Dedi mengatakan survei IPO dilakukan sejak 1 Januari hingga 7 Januari 2024. Jumlah responden mencapai 1.200 orang dengan kriteria telah memiliki hak pilih atau berusia di atas 17 tahun.

Metode survei IPO menggunakan multistage random sampling dan pembagian kuesioner secara langsung. Margin of error sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement