Ahad 14 Jan 2024 04:45 WIB

Tujuan Mulia Rasulullah Bersikap Berani dalan Memimpin

Rasulullah merupakan teladan pemimpin.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Erdy Nasrul
Infografis Gaya Hidup Nabi Muhammad yang Terbukti Sehat Secara Ilmiah
Foto: Republika.co.id
Infografis Gaya Hidup Nabi Muhammad yang Terbukti Sehat Secara Ilmiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rasulullah saw merupakan pemimpin agama Islam sekaligus pemerintahan. Ia memiliki keberanian dalam menegakkan agama Allah dan kebatilan. Mengapa Rasulullah sangat berani dan apa tujuan keberaniannya?

Ahmad Muhammad al-Hufy dalam bukunya Akhlak Nabi Muhammad Saw menerangkan keberanian yang ditunjukkan Rasulullah mempunyai tujuan. Rasulullah ingin membela kalimat Allah, membela kemurnian tauhid, membela Islam dari musuh atau orang musyrik dan membebaskan manusia dari belenggu syirik. Selain itu keberanian Rasulullah bertujuan menghilangkan perbudakan memberantas akidah sesat, kerusakan aklak dan menggantinya dengan paling murni.

Baca Juga

Di samping itu, Rasulullah berani dalam menegakkan tata negara yang baik. Termasuk agar pergaulan masyarakat sesuai dengan ajaran agama. Menurut Ahmad, keberanian Rasulullah bukan untuk menunjukkan kekuasaan, kesombongan, dan kemegahan. Melainkan demi membela kebenaran.

Tujuan keberanian yang ditunjukkan Rasulullah tersebut patut ditiru oleh pemimpin saat ini. Khususnya Indonesia yang sedang dalam proses menuju pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden 14 Februari 2024. Tiga calon pasangan yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sedang mengkampanyekan visi dan misinya ke masyarakat.

Sebagai calon pemimpin maka keberanian harus dimiliki. Calon pemimpin wajib berani membela kebenaran agar tata negara dan masyarakat berlangsung dengan aman dan tertib. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh keberanian Rasulullah.

Suatu waktu ada orang Arab datang kepada Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, ada orang berperang karena kebanggaan ada pula agar dianggap berani, ada pula agar kedudukannya tampak di jalan Allah." Rasulullah saw menjawab, "Barangsiapa berperang untuk menegakkan kalimat Allah, orang itulah yang dinamakan berperang di jalan Allah."

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement