REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Ernesto Maraden Sitorus mengamati munculnya fenomena perpindahan dukungan relawan antar capres-cawapres. Fernando menduga salah satu penyebabnya ialah agar mendongkrak opini dukungan terhadap salah satu capres di mata masyarakat.
"Adanya perpindahan dukungan dari para relawan sangat mungkin menjadi salah satu strategi sehingga perlu dilakukan publikasi agar tercipta opini publik," kata Fernando kepada Republika, Ahad (14/1/2024).
Fernando menduga ada transaksi untuk kepentingan membangun opini publik di balik bermigrasinya pendukung capres kepada capres lainnya. Tujuannya membangun opini publik bahwa semakin menguatnya dukungan kepada capres yang bersangkutan.
"Apalagi ada momentum yang dimanfaatkan untuk bermigrasi atau membangun opini publik terhadap semakin kuatnya dukungan," ujar Fernando.
Walau demikian, Fernando menyebut perpindahan pendukung ataupun relawan pasangan capres yang satu kepada pasangan capres lainnya masih sesuatu yang wajar. Hal ini menurutnya membuktikan pada masa-masa kampanye masih memberikan peluang bagi pasangan capres dan cawapres untuk bisa meyakinkan kepada para pemilik suara untuk memilihnya.
"Sehingga perlu diperhatikan oleh masing-masing pasangan capres dan cawapres ataupun para tim sukses untuk terus menjaga kualitas dalam berkampanye termasuk ketika tampil di acara debat," ujar Fernando.
Sebelumnya, relawan Turun Tangan pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan relawan Sahabat Ganjar Pranowo mengalihkan dukungan kepada pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pengalihan dukungan itu disampaikan di Media Center Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Jumat (12/1/2024).
Inisiator Gerakan Turun Tangan Yogyakarta, Sanghyang Sukma Wahyu Abadi mengatakan, pihaknya mengalihkan dukungan karena kecewa kepada Anies. Sebab, Anies dalam debat capres akhir pekan lalu menyerang personal Prabowo. Serangan semacam itu dinilai tak mencerminkan jiwa kepemimpinan.
Sahabat Ganjar Pranowo (SGP) berpaling juga karena kecewa. Ketua Umum SGP, Ahmad Muhdlor Ihsan mengatakan, pihaknya kecewa karena tidak pernah dihargai oleh Ganjar Pranowo. SGP, kata dia, sudah "berdarah-darah" mendukung Ganjar selama dua tahun terakhir, bahkan menghabiskan uang miliaran rupiah. Namun, Ganjar tak pernah menganggap keberadaan SGP.