REPUBLIKA.CO.ID -- Langkah kecilnya tampak mengayun letih saat diminta berjalan di atas sebuah batang besi pipih yang menghubungkan dua pohon berjarak 10 meter di sore itu. Di bawah rintik hujan dan gelapnya awan mendung, atlet muda bulu tangkis Tanah Air itu melintasi besi yang terpasang di atas ketinggian 12 meter.
Terlihat goyah di awal, namun puluhan rekan-rekannya sesama atlet binaan PB Djarum kompak menyemangati.
Darmawan Setiawan, atlet muda bulu tangkis itu pun tuntas menunaikan tugasnya. Dia lalu melompat ke tanah, tentunya dengan tali pengaman yang terpasang.
Raut bangga pun terpancar dari pengawas kegiatan yang merupakan para pelatih survival alam bebas Zone 235 Outdoor Training Center Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Di lokasi tersebut, Darmawan bersama 84 atlet muda PB Djarum lainnya yang berusia 10 hingga 17 tahun menjalani proses penempaan fisik dan mental di Zone 235 Outdoor Training Center, Cikole, Lembang, Bandung. Kegiatan itu digelar sejak Rabu (10/1/2024) hingga Sabtu (13/11/2024).
"Capek tapi senang karena belum pernah ikut yang seperti ini," kata Darmawan.
Sulit bagi atlet berusia 12 tahun itu menyembunyikan raut lelahnya. Namun, dia telah kadung berjanji kepada kedua orang tuanya untuk melakoni segala kurikulum yang diberikan PB Djarum. Termasuk, ketika berkomunikasi dengan kedua orang tuanya sebelum berangkat ke Lembang.
"Pesan bapak dan ibu, harus nurut sama semua pelatih, jangan bikin macem-macem, saya sudah janji" kata dia.
Sosok yang sejak 2022 lalu tinggal di asrama PB Djarum, Kudus, Jawa Tengah itu mengungkapkan telah menjadi impiannya sejak usia enam tahun untuk meraih prestasi terbaik di bidang bulu tangkis. Saat berbincang dengannya, meski terlihat lelah, Darmawan memang tampak masih bisa tenang. Terlihat dari gestur dan tatapan kedua matanya, bocah laki-laki yang lahir di Semarang, Jawa Tengah pada 9 Mei 2011 ini terbiasa mengatasi situasi.
Tak heran, saat mengintip profilnya, atlet U-13 PB Djarum ini ternyata telah bergelimang gelar sejak usia cilik. Atlet yang masuk ke PB Djarum lewat jalur audisi khusus ini bersinar di nomor ganda bersama pasangannya, Revan Adrilleo Saputra. Tahun lalu, Darmawan/Adrilleo berhasil juara di Sirkuit Nasional (Sirnas) B Kepulauan Riau 2023 dan Polytron Walikota Solo 2023.
Termutakhir, pada ajang Graha Padma Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) PBSI Jawa Tengah 2023 Oktober silam, mewakili Pengkab Kudus, Darmawan berhasil meraih mahkota juara di nomor tunggal putra.
"Memang inginnya di tunggal, sekarang sedang fokus, tapi semua saya serahkan ke pelatih (akan diarahkan sebagai atlet nomor apa)," ujar pengidola bintang bulu tangkis tunggal putra Thailand, Kunlavut Vitidsarn, ini.
Darmawan tak sendirian ditempa di alam terbuka tersebut. Para atlet muda lainnya mengikuti ragam wahana melatih mental yang terdiri dari sembilan permainan, diantaranya Sky Run, Walking in The Sky, Blindman Walking, dan Double Rope Bridge. Sejumlah games seru dan menantang ini diharapkan melatih para atlet dalam berkomunikasi dengan rekan satu tim, membangun kekompakan, serta menambah disiplin diri. Sebanyak 85 atlet tersebut dibagi menjadi 9 - 10 kelompok, yang terdiri dari 7 sampai 11 peserta setiap kelompoknya.
Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin mengatakan, upaya penggemblengan mental di awal 2024 ini merupakan yang keempat kalinya sejak digelar pada 2011 lalu. Digelar secara berkala, kata dia, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk mental juara para atlet PB Djarum. Kegiatan ini sendiri mengusung motto Citius, Altius, dan Fortius. Itu adalah frasa latin, yang berarti Lebih cepat, Lebih tinggi, dan Lebih Kuat.
"Kita lihat hasilnya bagus. Memang tidak setiap tahun, 3-4 tahun sekali, menunggu yang muda-muda. Kami selalu menampilkan sesuatu yang baru. Kali ini kami menggandeng dari Unpad (Universitas Padjajaran) untuk kolaborasi memantau dan meminitor atlet2 kita," kata Yoppy.
"Diharapkan karakternya atlet PB Djarum ini tangguh dan gigih hambat-hambat yang ada. Kami lahirkan sejak kecil agar nanti di pelatnas dan lebih tinggi sudah siap," ujar dia.
Yoppy mengatakan, kegiatan ini digelar agar atlet dapat meningkatkan ketangguhan karakter, kerjasama tim, dan kedisiplinan.
"Dari pagi sampai malam mereka digembleng di alam terbuka. Menaklukkan sejumlah wahana tantangan, menguji keberanian. Tentunya keamaaan kami perhatikan. Dar sini diharapkan daya juang atlet-atlet U-11 hingga U-17 ini meningkat," kata dia.
Annissa Apsyari selaku psikolog dari Unpad itu mengatakan, timnya yang terdiri dari sejumlah obeserver melakukan pendampingan kepada seluruh atlet. Para atlet menjalani sembilan simulasi kegiatan yang mengandung unsur latihan fisik dan psikis.
"PB Djarum memoles teknis atlet, tapi kan mental juara ini harus punya psikologis dan utamanya reseliansi," kata dia.
Nisa mengatakan, reseliensi adalah kemampuan untuk bangkit dan pulih ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai harapan, apakah ketidakberhasilan tersebut dihasilkan dari perencanaan yang tidak efisien atau situasi di luar kendali kita. Lahirnya kemampuan tersebut berawal dari tempaan mental.
"Atlet kan tidak selamanya kalau tanding menang. Di sini atlet harus didorong untuk punya mental juara, gigih, daya juang untuk bangkit. Juga tentu saja, didorong agar ketika berada di puncak kejayaan tidak lantas jemawa," ujar dia.
Pelatih PB Djarum Ade Lukas mengatakan, daya juang para atlet muda harus dibentuk sejak usia dini. Menurut dia, atlet tak boleh sampai kalah mental duluan saat bertanding.
"Sering kita temui atlet merasa minder duluan saat harus menghadapi lawan yang diunggulkan. Saya selalu pesan; kalian boleh kalah poin tapi jangan sampai kalah mental saat bermain," ujar sosok pelatih spesialis ganda putra yang pernah melatih Kevin Sanjaya ini.
Pelatih PB Djarum lainnya Andreas Aditya Warman menyebut para atlet muda saat ini butuh tempaan mental tak main-main. "Kami berkomitmen membentuk karakter mereka sejak dini karena andai nanti masuk pelatnas, maka nanti semua tergantung mereka. Karena itu, kegiatan semacam ini akan menjadi bekal sampai mereka dewasa," kata dia.