Rabu 17 Jan 2024 16:14 WIB

Terdampak El Nino, Musim Tanam di Cirebon Mundur Baru 2.901 Lahan yang Ditanami

Fenomena cuaca itu menyebabkan musim kemarau panjang jadi petani kesulitan air

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Petani memanen padi di sawah yang terendam banjir di Semerap, Kerinci, Jambi
Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Petani memanen padi di sawah yang terendam banjir di Semerap, Kerinci, Jambi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON---Fenomena el nino yang terjadi pada 2023 lalu membuat musim tanam di daerah tersebut terpaksa mundur. Sehingga, memasuki pertengahan Januari 2024, belum semua areal sawah di Kabupaten Cirebon memulai musim tanam rendeng 2023/2024.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, hingga akhir Desember 2023, baru sebanyak 2.901 hektare lahan sawah yang sudah memulai musim tanam. Jumlah tersebut masih sedikit dibandingkan luas lahan sasaran tanam yang mencapai 21.612 hektare.

Baca Juga

‘’Ya memang pencapaiannya masih sekitar 14 persen. Kondisi itu disebabkan fenomena el nino yang terjadi pada 2023,’’ ujar Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Nina, Rabu (17/1/2024).

Mundurnya musim tanam ini dibenarkan oleh Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar.  ’Ya mundur, satu sampai dua bulan,’’ ujar Tasrip kepada Republika, 

Tasrip mengatakan, mundurnya musim tanam rendeng itu disebabkan fenomena el nino. Fenomena cuaca itu menyebabkan musim kemarau panjang sehingga membuat petani kesulitan memperoleh pasokan air untuk memulai musim tanam. ‘’Waduk-waduk juga pada kosong,’’ kata Tasrip.

Menurut Tasrip, pasokan air baru masuk ke areal persawahan pada akhir Desember. Dia memperkirakan, tutup tanam kemungkinan baru akan terjadi pada akhir Februari.  ‘’Sekarang baru sekitar 10-15 persen,’’ katanya.

Mundurnya musim tanam itu seperti yang terjadi di Desa Ujungsemi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon. Salah seorang petani setempat, Suwarna (48), mengatakan, musim tanam di desanya mengalami kemunduran satu hingga satu bulan setengah dari kondisi normal.

Suwarna menerangkan, saat ini dirinya bersama sejumlah petani di desanya baru selesai menyemai benih sekitar sepekan yang lalu. Benih tersebut dipastikan baru bisa ditanam pada pekan kedua Februari 2024. ‘’Umur persemaian untuk bisa ditanam kan sekitar 30-35 hari. Jadi ya mundurnya satu bulan lebih karena tahun kemarin kita sudah tanam awal Januari,’’ kata Suwarna.

Suwarna mengakui, permulaan tanam pada pertengahan Febriari juga akan mendatangkan risiko banjir dan serangan hama. Pasalnya, saat itu curah hujan biasanya akan tinggi. ‘’Tapi ya mau bagaimana lagi,’’ katanya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement