Jumat 19 Jan 2024 22:44 WIB

Tersingkir dari India Open 2024, Ginting Harap Bisa Lebih Baik di Indonesia Masters

Ginting kecewa kalah di saat sedang mencoba bangkit.

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Ginting.
Foto: Republika/Prayogi
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Ginting.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting berharap dapat tampil dengan hasil lebih baik di Indonesia Masters 2024 pada 23-28 Januari mendatang setelah gagal tampil maksimal di dua turnamen sebelumnya, Malaysia Open 2024 (16 besar) dan India Open 2024 (8 besar).

Hal ini dikatakan Ginting setelah ia takluk dari wakil Hong Kong Cheuk Yiu Lee pada perempat final India Open 2024 melalui rubber game dengan skor akhir 17-21, 21-18, 13-21 di Lapangan 1 KD Jadhav Indoor Hall, New Delhi, India, Jumat (19/1/2024). 

Baca Juga

“Semoga di Indonesia Masters minggu depan bisa lebih baik dari pola permainan, feeling pertandingannya juga karena ini penting. Dari dua turnamen ini bisa meningkat terus performanya,” kata Ginting seperti dikutip dari keterangan resmi PBSI.

Ginting lalu menganalisis pola permainannya saat dikalahkan Cheuk Yiu. Ia menyebut mempunyai karakter permainan yang mirip dengan lawannya tersebut dimana keduanya saling berbalas kemenangan pada dua gim sebelum rubber yaitu 17-21 untuk kemenangan Cheuk Yiu dan 21-18 untuk kemenangan dirinya. 

“Pertama-tama mengucap syukur walau hasilnya bukan yang terbaik. Saya dan lawan pasti sudah sama-sama menyiapkan strategi satu sama lain,” ucap pebulu tangkis 27 tahun itu.

“Dari tipikal kami mirip, tipe yang menyerang jadi tadi di gim pertama dia berhasil menguasai pertandingan, sebaliknya di gim kedua saya yang bisa mengendalikan,” lanjutnya.

Ginting lalu mengatakan kunci kekalahannya ada di setelah interval gim ketiga atau gim penentuan. Pada gim itu, ia bermain sengit sejak awal dimana skor kerap dihiasi dengan sama kuat 5-5, 6-6, 7-7, hingga 10-10 sebelum akhirnya Cheuk Yiu menutup interval dengan keunggulan 11-10.

Ia mengatakan setelah interval gim ketiga sang lawan mengubah cara bermainnya dan sementara itu, ia tidak kunjung menemukan ritme bermain hingga berujung menyerah 13-21.

“Kuncinya di gim ketiga terutama setelah interval, dia menjadi lebih sabar dan mengubah pola permainan. Sementara saya kurang bisa menemukan ritmenya lagi dan banyak melakukan kesalahan sendiri,” kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement