REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk PBB Lana Nusseibeh mendesak Amerika Serikat (AS) untuk segera mendukung gencatan senjata di Jalur Gaza. Dia memperingatkan bahwa situasi di kawasan kian memanas akibat tersambar efek perang Gaza.
“Kita membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan sekarang, kita tidak bisa menunggu 100 hari lagi. Risikonya tinggi, perang di Gaza jelas merupakan luka terbuka dan mengganggu stabilitas kawasan,” kata Nusseibeh, seraya menambahkan bahwa AS dapat memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan, dikutip laman Al Arabiya, Sabtu (20/1/2024).
AS diketahui telah beberapa kali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. Veto dilakukan karena rancangan resolusi terkait tidak mengutuk serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang menyebabkan lebih dari 1.100 orang tewas.
Sejak pertempuran di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, eskalasi pun terjadi di wilayah perbatasan Lebanon-Israel. Kelompok Hizbullah, yang mendukung perlawanan Hamas, mulai meluncurkan serangan lintas batas ke wilayah Israel. Hingga berita ini ditulis, Hizbullah dan Israel masih kerap terlibat konfrontasi dan kontak senjata di wilayah perbatasan.