REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Seorang pejabat teras Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada Sabtu (28/1/2024) meminta Amerika Serikat (AS) dan Kanada agar membatalkan rencana menghentikan sementara pendanaan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Dia menilai penangguhan tersebut akan berdampak politik dan kemanusiaan yang besar, karena hingga saat ini rakyat Palestina sangat bergantung kepada bantuan UNRWA.
“Kami menyeru negara-negara yang mengumumkan penghentian dukungannya untuk UNRWA agar segera membatalkan keputusan itu," kata Hussein al-Sheikh, Sekretaris Jenderal PLO.
"Kami membutuhkan dukungan maksimal untuk organisasi internasional ini dan tidak menghentikan dukungan dan bantuan kepada organisasi tersebut," kata dia.
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mendesak negara-negara itu agar menaik keputusan menangguhkan bantuan untuk UNRWA.
Kementerian itu menilai keputusan tersebut sebagai upaya mencegah penyelidikan terhadap UNRWA, dan merupakan pelanggaran terhadap mandat dan tugas kemanusiaan mereka.
Sebelumnya pada Sabtu, AS dan Kanada mengumumkan penghentian sementara pendanaan untuk UNRWA, setelah Israel mengeluarkan tuduhan bahwa beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
Pada Jumat, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta penyelidikan "cepat" atas tuduhan Israel itu.
UNRWA bukan hanya badan PBB yang menjadi sasaran Israel, tetapi juga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Israel menuding WHO berkolusi dengan Hamas dalam penggunaan rumah sakit-rumah sakit di Gaza guna mendukung operasi militer kelompok perlawanan Palestina itu.