Kamis 01 Feb 2024 18:10 WIB

Bank Sentral Eropa Berencana Buat Kebijakan Moneter Lebih Ramah Lingkungan

Bank Sentral Eropa mempertimbangkan perubahan iklim dalam kinerja.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Bank Sentral Eropa (ECB) mengisyaratkan bahwa mereka dapat membuat kebijakan moneter yang lebih ramah lingkungan.
Foto: www.freepik.com
Bank Sentral Eropa (ECB) mengisyaratkan bahwa mereka dapat membuat kebijakan moneter yang lebih ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral Eropa (ECB) mengisyaratkan bahwa mereka dapat membuat kebijakan moneter yang lebih ramah lingkungan, sebagai bagian dari upaya untuk mempertimbangkan perubahan iklim dalam pekerjaan mereka. Beberapa aktivis telah menyerukan selama bertahun-tahun agar ECB melampirkan target iklim pada pinjaman jangka panjangnya kepada bank dan berhenti membeli obligasi perusahaan-perusahaan yang berpolusi.

Alat-alat stimulus seperti itu telah ditangguhkan selama dua tahun terakhir karena ECB mengalihkan fokusnya untuk memerangi inflasi. Tetapi dalam sebuah rilis yang menjelaskan rencana iklim dan alam 2024-2025 pada Selasa, bank tersebut menyarankan hal ini dapat berubah di masa depan.

Baca Juga

"ECB akan mengeksplorasi, sesuai dengan mandatnya, kasus untuk perubahan lebih lanjut pada instrumen dan portofolio kebijakan moneternya sehubungan dengan transisi ini," kata ECB tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Bank sentral untuk 20 negara yang menggunakan mata uang euro ini sebelumnya telah menerapkan "green tilt" untuk menginvestasikan kembali hasil dari salah satu portofolio obligasi utamanya ke perusahaan-perusahan dengan kinerja iklim yang lebih baik. Namun hal ini terhenti sebagai bagian dari upaya memerangi inflasi.

Saat mempresentasikan rencana iklim, anggota dewan ECB Frank Elderson mengatakan bahwa kerangka kerja "green tilt" ini telah mencapai tujuannya dan akan tetap berlaku.

Menurut Elderson, bagaimanapun juga menawarkan kredit bersubsidi kepada bank-bank sebagai imbalan atas pinjaman hijau menimbulkan beberapa masalah, seperti mengidentifikasi peminjam yang tepat. Tahun lalu Uni Eropa menetapkan standar-standar baru bagi perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi hijau.

Perubahan yang lebih radikal mungkin akan memecah belah. Meskipun inisiatif-inisiatif ini telah diperjuangkan oleh Elderson dan sesama anggota dewan Isabel Schnabel, para pembuat kebijakan lain seperti Pierre Wunsch dari Belgia bersikap skeptis, dengan berargumen bahwa ini adalah tugas pemerintah untuk memerangi perubahan iklim.

Federal Reserve AS juga mendapat tekanan untuk mempertimbangkan perubahan iklim dalam kebijakan, analisis, dan penelitiannya.

"Aspek-aspek lain dari rencana iklim 2024-25 ECB akan mencakup lebih banyak analisis mengenai transisi hijau, dan dampak dari peristiwa cuaca ekstrem terhadap inflasi dan sistem keuangan," kata ECB seperti dikutip Reuters, Kamis (1/2/2024).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement