REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Anak perempuan berusia enam tahun terjebak bersama keluarganya yang tewas di sebuah mobil. Ia meminta tim penyelamat menyelamatkannya setelah pasukan Israel melepaskan tembakan.
Namun beberapa hari setelah Palang Merah mengirimkan ambulans ke lokasi, tidak ada kabar lagi tentang nasibnya. Masyarakat Palang Merah Palestina merilis rekaman audio Hind Rajab yang berbicara dengan operator selama tiga jam sambil menunggu pertempuran di lokasi tenang sebelum mengirimkan bantuan.
"Hind terus meminta kami untuk datang dan menjemputnya, kami mengirimkan seseorang untuk menjemputnya, ia mengatakan hari mulai gelap," kata operator tim penyelamat Rana al-Faqeh sambil menahan tangis, Kamis (1/2/2024). Ia mengatakan tim darurat merasa "lumpuh."
"Saya mengatakan kepadanya bila sudah malam dan kami masih belum bisa mengirim tim tim, coba untuk tutup matanya dan berpura-pura kami sedang main petak umpet. Untuk menutup matanya dan mulai menghitung," kata al-Faqeh.
Ia menambahkan ia dapat mendengar suara tembakan saat berbicara dengan Rajab. Empat jam sejak sambungan telepon dimulai Palang Merah memutuskan sudah cukup aman untuk mengirimkan ambulans ke lokasinya.
Tapi, mereka kehilangan kontak dengannya dan tidak ada kontak lain setelah itu dengan Rajab dan dua tim penyelamat yang dikirim untuk menjemputnya.
Orang pertama yang berbicara dengan Rajab adalah saudaranya Layan Hamadeh yang berusia 15 tahun. Hamadeh berada di mobil yang sama dekat pom bensin di Kota Gaza ketika tank dan tentara Israel mendekat. "Mereka menembaki kami, tank berada di samping saya, kata Hamadeh dalam rekaman audio lain yang dirilis Palang Merah.
Dalam rekaman itu juga terdengar rentetan suara tembakan senjata api. Palang Merah mengatakan Hamadeh dan lima anggota keluarga lainnya tewas. Militer Israel mengaku mereka tidak mengetahui peristiwa ini.
Rajab satu-satunya yang selamat dan terus berbicara denga Al-Faqeh dan seorang psikolog spesialis selama tiga jam. Mereka mencoba menenangkan anak itu sambil mempersiapkan mengirimkan ambulans.
Selama perang yang sudah berlangsung selama empat bulan tim penyelamat Palestina kerap menghadapi keputusan yang tidak mungkin di Gaza. Pemukiman Palestina itu dibombardir, pergerakan ambulans dan tim penyelamat dibatas dan kerap terjadi pemutusan jaringan komunikasi.
"Kisah Hind dan Layan adalah salah satu dari ratusan panggilan yang tim kami terima setiap hari. Di banyak kasus kami tidak dapat membantu karena pendudukan (Israel), apakah itu tank, deklarasi zona militer meski ada warga sipil," kata juru bicara Palang Merah Nebal Farsakh.
Serangan Israel ke Gaza sudah menewaskan lebih dari 27 ribu rakyat Palestina, mengusir sebagian besar dari 2,3 juta rakyat Gaza dan menimbulkan krisis kemanusian. Israel mengatakan mereka ingin menghancurkan Hamas.
Farsakh mendesak masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan melakukan intervensi semampu mereka dan membantu mengungkapkan nasib Hind dan dua tim penyelamat. "Apakah mereka berhasil menyelamatkan Hind? Apakah mereka masih hidup? Apakah mereka ditangkap? Kami membutuhkan jawaban," katanya.