Sabtu 03 Feb 2024 11:26 WIB

Likuiditas dan Permodalan Memadai, BRI Optimistis Tumbuh Lebih Baik di 2024

BRI berhasil jaga rasio likuiditas hingga akhir Desember 2023 sebesar 84,2 persen.

Red: Nora Azizah
BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional.
Foto: Dok. BRI
BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara konsisten PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja keuangan tahun 2023 di Jakarta, belum lama ini.

Sunarso mengungkapkan bahwa BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, di mana tercatat LDR BRI pada akhir Desember 2023 sebesar 84,2 persen. Selain itu, BRI juga mampu menjaga rasio kecukupan modal (CAR) di level memadai sebesar 27,3 persen. 

Baca Juga

“Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, perseroan masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik pada tahun ini,” ungkapnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/2/2024).

Dalam kondisi apapun, lanjutnya, BRI menerapkan secara konsisten strategi just right liquidity. 

“Artinya, kami tidak menumpuk likuiditas yang berlebihan, tetapi juga tidak membiarkan kita kekurangan likuiditas, supaya BRI tetap bisa terus tumbuh secara optimal,” katanya.

Kendati demikian, Sunarso juga mengatakan bahwa untuk Kuartal I-2024 pihaknya meyakini bahwa likuiditas masih memiliki challenging, terutama dengan suku bunga acuan yang berada di level enam persen.

“Harapan kami, nanti setelah lewat satu semester, semoga bisa memasuki era suku bunga rendah atau normal kembali. Oleh karena itu, BRI terus membuka ruang untuk penyesuaian suku bunga, baik pinjaman maupun simpanan. Tentunya mempertimbangkan banyak faktor seperti biaya dana, persaingan, serta kondisi perekonomian,” ujarnya.

Meskipun terdapat tantangan berupa ketatnya likuiditas, BRI tetap menargetkan pertumbuhan kredit yang agresif di tahun 2024. 

“Kalau sekarang BRI tumbuh kreditnya 11,2 persen, kemudian BRI ingin tetap tumbuh agresif di 2024 yakni 11-12 persen, ” ujarnya.

Sunarso mengungkapkan strategi BRI akan tetap fokus di segmen UMKM, khususnya segmen ultra mikro. Oleh karena itu, Holding Ultra Mikro (UMi) akan tetap dijadikan sebagai sumber pertumbuhan baru.

Seperti diketahui sebelumnya BRI telah mengumumkan kinerja keuangan tahun 2023 pada 31 Januari 2024 lalu, Dimana BRI berhasil menutup tahun 2023 dengan kinerja cemerlang dan tumbuh secara berkelanjutan. Sunarso mengungkapkan bahwa secara konsolidasian aset perseroan tumbuh 5,3 persen yoy menjadi sebesar Rp1.965 triliun, dan membukukan laba sebesar Rp60,4 triliun atau tumbuh 17,5 persen year on year (yoy).

Dari sisi fungsi intermediasi, hingga akhir Desember 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4 persen yoy di sepanjang tahun 2023.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement