REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Bentrokan terjadi di Distrik Haldwani, India pada Jumat (9/2/2024) yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
Bentrokan tersebut dipicu oleh pembongkaran paksa sebuah madrasah milik umat Muslim. “Dua orang meninggal dunia di India dan puluhan lainnya terluka setelah bentrokan agama yang dipicu oleh penghancuran madrasah,” kata Vandana Singh, seorang pejabat di distrik Haldwani tempat kekerasan pecah.
Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas korban yang meninggal tersebut. Dia menambahkan, bahwa puluhan orang yang mengalami luka-luka, termasuk Polisi, telah dibawa ke rumah sakit. "Puluhan orang sedang dirawat di berbagai rumah sakit kota," kata Singh mengatakan pada konferensi pers.
"Perintah telah diberikan untuk menembak para perusuh saat terlihat," tambahnya dilansir dari TRT World, Jumat (9/2/2024), sembari menambahkan kendaraan telah dibakar oleh pengunjuk rasa.
Ketua Menteri Uttarakhand, Pushkar Singh Dhami mengatakan pemerintah akan menghukum siapa pun yang ditemukan telah berpartisipasi dalam kerusuhan.
Pihak berwenang di Haldwani, di sisi lain, menangguhkan layanan internet, menutup sekolah, memberlakukan jam malam, dan melarang pertemuan besar setelah kekerasan pecah.
Baca juga: 10 Cara Keluar dari Kesulitan Masalah Hidup Menurut Alquran dan Hadits
Seruan agar India mengabadikan supremasi Hindu dalam hukum telah berkembang pesat sejak Modi menjabat pada 2014, membuat minoritas Muslim yang berjumlah sekitar 210 juta semakin cemas tentang masa depan mereka.
Kekerasan hari Kamis datang pada saat yang sangat sensitif, dengan aktivis nasionalis meningkatkan kampanye panjang untuk mengganti beberapa masjid terkemuka dengan kuil Hindu.
Bulan lalu Modi meresmikan sebuah kuil baru yang megah di kota utara Ayodhya, yang dibangun di situs masjid berusia berabad-abad yang dihancurkan oleh orang-orang fanatik Hindu pada 1992.
Penghancuran itu pada 1992 memicu kerusuhan sektarian yang menewaskan 2.000 orang secara nasional, kebanyakan dari mereka Muslim.
Bentrokan juga terjadi beberapa hari setelah legislatif Uttarakhand mengesahkan kode sipil umum yang terpolarisasi untuk menggantikan undang-undang agama yang ada yang mengatur pernikahan, perceraian, dan warisan.
Kelompok Muslim di seluruh India telah keberatan dengan undang-undang baru tersebut, dengan mengatakan bahwa undang-undang tersebut merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama mereka.
Pihak berwenang di berbagai negara bagian India yang diperintah oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) Modi juga telah dituduh oleh kelompok-kelompok hak asasi yang secara selektif menargetkan rumah-rumah Muslim, bisnis, dan situs ibadah untuk dihancurkan.
Sumber: trtworld