REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Masa kampanye pemilihan umum 2024 sudah ada pada titik akhir. Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden telah melakukan kampanye akbarnya hari ini, Sabtu (10/2/2024). Masyarakat akan memasuki hari tenang sebelum pencoblosan pada 14 Februari.
Indonesia akan segera menemukan calon pemimpinnya yaitu Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2024. Dari tiga pasangan calon akan terpilih satu pasangan sehingga akan ada dua pasangan lainnya yang kalah.
Tentu sangat menggembirakan bagi Paslon dan pendukungnya yang memenangkan kontestasi Pilpres. Sebaliknya mendatangkan kekecewaan bagi mereka yang kalah. Kendati demikian sudah sepatutnya semua warga negara taat kepada pemimpinnya siapapun yang terpilih. Pasalnya taat kepada pemimpin merupakan ajaran agama Islam.
Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya mengatakan taat kepada pemimpin merupakan perintah al-Quran. Sebagai umat Islam maka sudah sepatutnya mengikuti pedoman-pedoman yang tertuang di dalam al-Quran sebagaimana Surah an-Nisa' ayat 59:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
Yā ayyuhal-lażīna āmanū aṭī‘ullāha wa aṭī‘ur-rasūla wa ulil-amri minkum, fa in tanāza‘tum fī syai'in fa ruddhu ilallāhi war-rasūli in kuntum tu'minūna billāhi wal-yaumil-ākhir(i), żālika khairuw wa aḥsanu ta'wīlā(n).
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat)."
Al-Qardhawi menjelaskan ayat tersebut menunjukkan ketaatan kepada ulim amri atau pemimpin harus dalam kerangka ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kata 'al-amr) dalam ayat ini menunjukkan seorang pemimpin harus mencurahkan perhatiannya untuk kepentingan rakyat.
Pemimpin harus bisa menyelesaikan problematika masyarakat. Dan pemimpin juga mempunyai kewenangan mengatur dan menyuruh bawahannya. Al-Qardhawi juga menjelaskan kata 'minkum' pada ayat tersebut menunjumkan bahwa pemimpin suatu masyarakat lahir dari masyarakat.
Selain al-Quran yang memerintahkan agar taat kepada pemimpin, Rasulullah Saw pun demikian. Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang taat kepadaku, niscaya ia taat kepada Allah. Dan barangsiapa yang durhaka kepadaku, niscaya ia durhaka kepadaku. Barangsiapa yang taat kepada pemimpin, niscaya ia telah taat kepadaku. Dan barangsiapa durhaka kepada pemimpin, niscaya ia durhaka kepadaku." (HR. Bukhari).