Kamis 22 Feb 2024 09:10 WIB

Beda dengan Keterangan Tamara, Guru Sebut Dante Belum Percaya Diri Saat Latihan Renang

Pihak sekolah Dante ikut menjadi saksi yang diperiksa penyidik Polda Metro Jaya.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Polisi menujukan barang bukti kasus kekerasan terhadap anak dan pembunuhan berencana yang menewaskan Dante anak dari artis Tamara Tyasmara saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/2/2024). Dalam konferensi pers tersebut, Ditreskrimum Polda Metro Jaya menerangkan bahwa berdasarkan dari pemantauan CCTV tersangka Yudha Arfandi diduga menenggelamkan Dante (6) anak dari artis Tamara Tyasmara sebanyak 12 kali hingga meninggal dunia.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Polisi menujukan barang bukti kasus kekerasan terhadap anak dan pembunuhan berencana yang menewaskan Dante anak dari artis Tamara Tyasmara saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/2/2024). Dalam konferensi pers tersebut, Ditreskrimum Polda Metro Jaya menerangkan bahwa berdasarkan dari pemantauan CCTV tersangka Yudha Arfandi diduga menenggelamkan Dante (6) anak dari artis Tamara Tyasmara sebanyak 12 kali hingga meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Yayasan & Parents Relation Janitra Bina Manusa School, Wani Siregar, menyebut almarhum Raden Andante Khalif Pramudityo alias Dante (6 tahun) masih belum percaya diri saat latihan berenang. Pernyataannya ini berseberangan dengan keterangan ibu Dante, Tamara Tyasmara yang menyampaikan jika anaknya sudah berani berenang. 

“Sudah menjelaskan semua ke penyidik dan saya udah jelasin juga kan ke teman-teman media jadi ya nggak ada berubah. Sama kayak kemarin yang pernah saya sampaikan, ya kami sih sebaiknya kalau itu tentang Dante bahwa dia belum percaya diri di kolam renang," terang Wani kepada awak media usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).

Baca Juga

Memang, kata Wani, anak seumuran Dante sering cemas atau kurang percaya diri pada saat mengikuti sesi latihan renang di sekolah tanpa ditemani orang tuanya, termasuk almarhum sendiri. Namun ia memastikan bahwa sekolah yang dikelolahnya tersebut memfasilitasi para murid untuk berlatih berenang dengan baik.

“Anak seumuran Dante itu pasti saat mau berenang dan itu bukan sama orang tuanya pasti ngerasa cemas. Jadi saya nggak bisa bicara spesifik Dante takut atau gimana tapi normal saja reaksinya seperti anak-anak di awal-awal ketika berenang tidak sama orang tua yang mendampingi ketika berenang," tutur Wani.

Lebih lanjut, Wani mengatakan bahwa apa yang diketahui oleh pihak sekolah sudah disampaikan semuanya oleh penydik. Termasuk terkait dengan kondisi psikologis Dante pada saat mengikuti sesi latihan renang di sekolahnya. Hanya saja, menurut Wani, sebelum meninggal dunia Dante sering absen mengikuti sesi latihan berenang di sekolahnya. Biasanya, kata dia, Dante tidak mengikuti praktik berenang karena sakit atau sedang bepergian.

“Akhir-akhir ini awal tahun ajaran bertepatan dengan schedule berenang dia jarang masuk. Biasanya kalau gak lagi pergi ya sakit," ungkap Wani.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement