Kamis 22 Feb 2024 21:03 WIB

Kisah yang Menimpa Nabi Isa Ini Kisahkan Betapa Serakahnya Bangsa Yahudi  

Keserakahan Yahudi banyak dinukilkan dalam sejarah

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Pemukim Yahudi di Israel (ilustrasi). Keserakahan Yahudi banyak dinukilkan dalam sejarah
Foto: AP
Pemukim Yahudi di Israel (ilustrasi). Keserakahan Yahudi banyak dinukilkan dalam sejarah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Keserakahan bangsa Yahudi tidak hanya muncul belakangan ini, bahkan pada masa Nabi Isa pun sudah tampak karakter buruk mereka. 

Dilansir dari buku Sa'atan Sa'atan (Semua Ada Saatnya) yang ditulis Syekh Mahmud Al-Mishri diterjemahkan Ustaz Abdul Somad diterbitkan Pustaka Al-Kautsar, Wahab bin Munabbih seorang tabi'in dan ahli dalam bidang sejarah, bercerita tentang perjalanan Nabi Isa Alaihissalam dengan seorang Yahudi yang serakah terhadap harta dunia.

Baca Juga

Suatu ketika di masa lalu, Nabi Isa Alaihissalam pergi berkeliling, ia ditemani seorang Yahudi. Di tangan orang Yahudi itu ada dua roti, sementara pada Nabi Isa ada satu roti.

Nabi Isa berkata kepada orang Yahudi, "Kita makan bersama?" Orang Yahudi itu menjawab, "Ya." 

Akan tetapi, ketika orang Yahudi itu mengetahui bahwa Nabi Isa hanya memiliki satu roti, ia pun menyesal. Ketika Nabi Isa pergi berdoa, orang Yahudi itu memakan satu roti yang ada padanya. 

Ketika Nabi Isa tiba, mereka sama-sama mengeluarkan makanan (roti). Nabi Isa berkata kepada orang Yahudi itu, "Dimanakah satu roti lagi?" Orang Yahudi itu menjawab, "Hanya ada satu roti." 

Nabi Isa memakan satu roti dan orang Yahudi itu memakan satu roti. Kemudian mereka pergi.

Di perjalanan, mereka melewati sebatang pohon, Nabi Isa berkata kepada temannya yang orang Yahudi itu, "Bagaimana jika kita tidur di bawah pohon ini hingga pagi hari?" Orang Yahudi itu berkata, "Lakukanlah." Mereka pun tidur di bawah pohon itu hingga pagi hari.

Menyembuhkan orang buta

Pagi hari, Nabi Isa dan orang Yahudi itu melanjutkan perjalanan. Tidak lama kemudian, mereka bertemu dengan seorang yang buta. Nabi Isa berkata, "Bagaimana menurutmu jika aku menyembuhkanmu, Allah mengembalikan penglihatanmu, apakah engkau akan berterima kasih?" Orang buta itu menjawab, "Ya."

Lalu, Nabi Isa mengusap mata orang buta itu dan berdoa kepada Allah, kemudian orang buta itu dapat melihat kembali. 

Nabi Isa berkata kepada orang Yahudi itu, "Demi Dia (Allah) yang telah memperlihatkan kepadamu, orang buta dapat melihat, apakah engkau memiliki satu roti?" Orang Yahudi menjawab, "Demi Tuhan, hanya ada satu roti." Nabi Isa terdiam saja mendengar jawaban orang Yahudi itu.

Menghidupkan rusa yang mati

Setelah mereka melanjutkan perjalanan, Nabi Isa dan orang Yahudi itu melewati seekor rusa. Kemudian Nabi Isa memanggil rusa itu, lalu menyembelihnya dan memakannya. 

Selanjutnya, Nabi Isa berkata kepada rusa itu, "Berdirilah dengan izin Allah wahai rusa." Maka rusa itu pun hidup kembali dari kematiannya.

Orang Yahudi itu berkata, "Mahasuci Allah." 

Nabi Isa berkata kepada orang Yahudi itu, "Demi Dia yang telah memperlihatkan mukjizat ini. Siapakah yang memakan roti ketiga itu?" Orang Yahudi itu menjawab, "Hanya ada satu roti."

Orang Yahudi yang serakah

Kemudian Nabi Isa dan orang Yahudi itu melanjutkan perjalanan hingga mereka sampai di sebuah perkampungan. Tiba-tiba sampailah pada suatu tempat yang terdapat tiga batu besar terbuat dari emas. 

Nabi Isa berkata kepada orang Yahudi itu, "Satu (batu emas) untukku dan satu untukmu, yang satu lagi untuk orang yang punya roti ketiga." 

Tiba-tiba, orang Yahudi itu berkata jujur, "Akulah yang punya roti ketiga itu. Aku memakannya ketika engkau (Nabi Isa) sedang berdoa."

Nabi Isa menjawab, "Jika demikian, semua batu emas itu milikmu." 

Nabi Isa pun meninggalkan orang Yahudi itu. Orang Yahudi yang tamak itu menetap di dekat batu emas itu, ia tidak sanggup membawanya karena batu emasnya terlalu besar. 

Binasa..

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement