Selasa 27 Feb 2024 22:06 WIB

Ayat Alquran Ini Jadi Prinsip Berinteraksi dengan Non-Muslim, Berikut Penjelasannya

Islam tidak melarang berinteraksi dengan non-Muslim

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi interaksi dengan non-Muslim. Islam tidak melarang berinteraksi dengan non-Muslim
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Ilustrasi interaksi dengan non-Muslim. Islam tidak melarang berinteraksi dengan non-Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umat Islam hendaknya berbuat baik pada sesama manusia meskipun berbeda keyakinan. 

Lalu bagaimana seharusnya umat Islam menjalin huhungan dengan non Muslim? Apakah Alquran menganjurkan penganiayaan terhadap non-Muslim? 

Baca Juga

Mengenai perilaku umat Islam terhadap non-Muslim, setidaknya ada dua ayat Alquran yang menjadi prinsip. Pertama, Allah SWT berfirman dalam Surat al-Mumtahanah ayat 8: 

 لا يَنْهاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذينَ لَمْ يُقاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَ لَمْ يُخ ْرِجُوكُمْ مِنْ دِيارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَ تُقْسِطُوا إِلَيْهّْ إِنَ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطينَ

Artinya: "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."

Dalam Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag) RI dijelaskan bahwa, terdapat sejumlah riwayat yang menjelaskan ayat di atas. Antara lain, diriwayatkan bahwa Ahmad bin Hanbal menceritakan kepada beberapa imam yang lain dari ‘Abdullah bin Zubair, ia berkata, “Telah datang ke Madinah (dari Makkah) Qutailah binti Abdul Uzza, bekas istri Abu Bakar sebelum masuk Islam, untuk menemui putrinya Asma' binti Abu Bakar dengan membawa berbagai hadiah.

Namun, Asma' enggan menerima hadiah itu dan tidak memperkenankan ibunya memasuki rumahnya. Kemudian Asma' mengutus seseorang kepada ‘Aisyah agar menanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW . Maka turunlah ayat ini yang membolehkan Asma' menerima hadiah dan mengizinkan ibunya yang kafir itu tinggal di rumahnya.” 

Jadi, Allah SWT tidak melarang orang-orang yang beriman berbuat baik, mengadakan hubungan persaudaraan, tolong-menolong, dan bantu-membantu dengan orang musyrik selama mereka tidak mempunyai niat menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, tidak mengusir kaum Muslimin dari negeri-negeri mereka, dan tidak pula berteman akrab dengan orang yang hendak mengusir itu.

Ayat ini memberikan ketentuan umum dan prinsip agama Islam dalam menjalin hubungan dengan orang-orang yang bukan Islam dalam satu negara. 

Kaum Muslimin diwajibkan bersikap baik dan bergaul dengan orang-orang kafir, selama mereka bersikap dan ingin bergaul baik, terutama dengan kaum Muslimin.

Seandainya dalam sejarah Islam, terutama pada masa Rasulullah SAW dan masa para sahabat, terdapat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kaum Muslimin kepada orang-orang musyrik, maka tindakan itu semata-mata dilakukan untuk membela diri dari kezaliman dan siksaan yang dilakukan oleh pihak musyrik.

Di Makkah, Rasulullah SAW dan para sahabat disiksa dan dianiaya oleh orang-orang musyrik, sampai mereka terpaksa hijrah ke Madinah. Sesampai di Madinah, mereka pun dimusuhi oleh orang Yahudi yang bersekutu dengan orang-orang musyrik, sekalipun telah dibuat perjanjian damai antara mereka dengan Rasulullah SAW. 

Oleh karena itu, Rasulullah SAW terpaksa mengambil tindakan keras terhadap mereka. Demikian pula ketika kaum Muslimin berhadapan dengan kerajaan Persia dan Romawi, orang-orang kafir di sana telah memancing permusuhan sehingga terjadi peperangan.

Jadi ada satu...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement