REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahun ini, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menganggarkan capital expenditur (capex) atau belanja modal sebesar Rp 2,9 triliun. Dana tersebut untuk menambah portofolio bisnis EBT dan peningkatan bisnis logistik.
Direktur Keuangan PTBA Farida Thamrin menjelaskan PTBA akan menggunakan capex tersebut untuk sejumlah keperluan, di antaranya menjalankan agenda unlocking logistic sebagai startegi meningkatkan kapasitas tambang batu bara.
"Artinya cadangan PTBA yang banyak ditambang nantinya akan bisa mulai dilakukan penjualan dengan meningkatkan kapasitas daripada transportasi," terang Farida dalam paparan kinerja PTBA, Jumat (8/3/2024).
Selain itu, PTBA juga akan mengembangkan portofolio energi baru dan terbarukan (EBT) serta hilirisasi batu bara. PTBA sendiri ingin mengejar kenaikan kontribusi bisnis dari segmen non-batu bara agar bisa mencapai 30 persen pada tahun 2030, sedangkan bisnis inti batu bara akan menyumbang 70 persen.
Dari proyek EBT, PTBA telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandara Soekano-Hatta berkapasitas 241 KWp, bekerjasama dengan PT Angkasa Pura II (Persero).
Selain itu, PTBA bersama Jasa Marga Group juga membangun PLTS di jalan tol, seperti di Jalan Tol Bali-Mandara dengan kapasitas 400 KWp. Saat ini, PTBA sedang mendalami peluang pengembangan EBT berbasis hydrogen, baik untuk kebutuhan sendiri maupun mendukung kemitraan dalam sistem rantai bisnis transportasi dan produksi PTBA.