Jumat 15 Mar 2024 07:34 WIB

PM Belanda Apresiasi Qatar dalam Mediasi Konflik Gaza

Qatar masih berupaya memediasi gencatan senjata jelang Idul Fitri.

Red: Setyanavidita livicansera
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte (Kiri) disambut oleh Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh (kanan) saat berkunjung ke kota Ramallah di Tepi Barat, (12/2/2024).
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte (Kiri) disambut oleh Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh (kanan) saat berkunjung ke kota Ramallah di Tepi Barat, (12/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERNAM -- Perdana Menteri (PM) Kerajaan Belanda Mark Rutte mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada Qatar atas mediasinya dalam konflik antara Israel dan Hamas.

Melalui unggahannya di platform sosial media X pada Kamis (14/3/2024), Rutte mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani mengenai situasi kemanusiaan yang menyedihkan di Gaza. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Emir atas mediasi Qatar dalam konflik yang mengerikan ini,” kata Rutte.

Baca Juga

Dia menambahkan, sangat penting untuk mencapai kesepakatan, sesegera mungkin, mengenai pembebasan sandera, dan segera menghentikan pertempuran untuk memungkinkan peningkatan besar dalam pasokan bantuan ke Gaza.

“Penting untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin mengenai pembebasan sejumlah besar orang yang masih disandera oleh Hamas dan mengenai penghentian segera pertempuran untuk memungkinkan peningkatan besar dalam pasokan bantuan ke Gaza,” ucapnya.

Adapun Selasa (12/3/2024) lalu, Juru Bicara Resmi Kementerian Luar Negeri Majed bin Mohammed Al Ansari menegaskan kelanjutan upaya Qatar baik di tingkat regional maupun internasional untuk gencatan senjata di Gaza menjelang Idul Fitri, meskipun situasi di lapangan sangat rumit dan situasi kemanusiaan yang memburuk.

Saat menyampaikan konferensi pers mingguan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Al Ansari mengatakan masih ada harapan untuk mencapai kesepakatan sebelum Idul Fitri, namun situasi di lapangan sangat rumit. “Kami semua sedang berupaya mencapai kesepakatan sebelum awal Ramadan, namun itu tidak menghalangi kami untuk terus melakukan upaya dan negosiasi mencapai kesepakatan,” kata Al-Ansari.

Beberapa hari belakangan terjadi pembicaraan maraton yang dimediasi Qatar, Mesir dan Amerika Serikat untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel sebelum Ramadan yang dimulai pada Senin (11/3/2024).

Akan tetapi, pembicaraan tersebut tidak menghasilkan terobosan apa pun lantaran Tel Aviv menolak tuntutan Hamas untuk mengakhiri serangan mematikan Israel di Gaza dan mundur dari wilayah kantong tersebut sebagai imbalan atas setiap kesepakatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement