REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alquran surat Al-Ahzab ayat 72 mengungkapkan ihwal satu perkara yang ditolak langit dan bumi, tetapi diemban manusia. Apakah perkara itu?
Ayat ini berisi tentang amanat berat yang dipikul oleh umat manusia. Saking beratnya amanat tersebut, sampai-sampai langit, bumi, dan gunung-gunung menolaknya karena merasa tidak mampu, hingga kemudian hanya manusia yang menerima amanat tersebut.
Amanat yang dimaksudkan ini merupakan syariat-syariat Allah SWT berupa perintah-perintah-Nya dan larangan-larangan-Nya.
Di mana ketika amanat itu terlaksana dengan baik mereka akan mendapatkan pahala dan apabila melanggar larangan-larangannya maka akan mendapatkan siksa.
Langit, gunung-gunung, dan bumi yang tunduk kepada kebesaran Allah SWT menolak untuk mengemban amanat tersebut karena ketakutan mereka pada azab Allah SWT yang pedih. Hingga kemudian Allah SWT menawarkan kepada manusia dan manusia menyanggupinya.
اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ
“Sesungguhnya kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh.” (QS Al-Ahzab ayat 72)
Dalam tafsir Kementerian Agama RI disebutkan bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menawarkan tugas-tugas keagamaan kepada langit, bumi, dan gunung-gunung.
Karena ketiganya tidak mempunyai persiapan untuk menerima amanat yang berat itu, maka semuanya enggan untuk memikul amanat yang ditawarkan Allah SWT itu.
Kemudian amanat untuk melaksanakan tugas-tugas keagamaan itu ditawarkan kepada manusia dan mereka menerimanya dengan konsekuensi barang siapa yang melaksanakan itu akan diberi pahala dan dimasukkan ke dalam surga.
Sebaliknya, barangsiapa yang mengkhianatinya akan disiksa dan dimasukkan ke dalam api neraka.
Walaupun bentuk badannya lebih kecil dibandingkan dengan ketiga makhluk yang lain (langit, bumi, dan gunung-gunung), manusia berani menerima amanat tersebut karena manusia mempunyai potensi.
Tetapi, karena pada diri manusia terdapat ambisi dan syahwat yang sering mengelabui mata dan menutup pandangan hatinya, sehingga Allah SWT menyebutnya dengan amat zalim dan bodoh karena kurang memikirkan akibat-akibat dari penerimaan amanat itu.