REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Tim ahli dan pakar Badan Riset dan Inovasi Nasional melakukan studi lapangan di Candi Borobudur. Kunjungan lapangan untuk membahas dampak Pemasangan Chattra pada Candi Borobudur sedang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kemenag bersama dengan Tim Ahli dari Pusat Arkheolog Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), peneliti, pakar, dan praktisi.
Dalam kesempatan itu, Tim Ahli, peneliti dan pakar melakukan audensi serta koordinasi dengan pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, Museum dan Cagar Budaya Warisan Dunia Borobudur Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamal Mawardi saat berdiskusi dengan Tim menyampaikan “Banyak wisatawan domestik datang ke Borobudur selain berwisata menikmati keindahan alam Borobudur, juga sekaligus wisata spiritual,” jelasnya pada Selasa (19/3/2024).
Terkait chattra Jamal menambahkan bahwa isu pemasangan chattra pada Candi Borobudur memang bukan hal baru. Sudah banyak kajian dan penelitian yang dilakukan dari berbagai pihak. Menurut GM. TWC Borobudur bahwa Candi Borobudur merupakan tempat wisata sekaligus juga sebagai tempat suci bagi umat Buddha.
“Banyak kegiatan atau event keagamaan berskala besar dan nasional dilaksanakan di Borobudur. Dari sisi wisata, Chattra merupakan bagian tongkat dari bangunan Candi Borobudur. Namun, dari sisi agama Buddha, justru Chattra itu sangat penting dan bernilai religius,” sambung Jamal.
Jamal menjelaskan bahwa dengan dipasangnya Chattra pada Candi Borobudur ini nanti akan menambah banyak pengunjung wisatawan ke Borobudur utamanya umat Buddha yang akan melakukan kunjungan wisata religi.
Ketua Tim Kajian Dampak Pemasangan Chattra pada Stupa Induk Candi Borobudur, Irfan Mahmud, menyebut bahwa kunjungan dan audensi ke berbagai instansi pengelola Candi Borobudur dalam upaya meningkatkan sinergitas rencana pemasangan chattra dengan berbagai disiplin ilmu.
“Kami tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), peneliti, pakar, dan praktisi melakukan studi lapangan untuk mengetahui secara langsung material dan bahan chattra serta posisi stupa induk pada Candi Borobudur,” jelasnya.