REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — J&T Cargo mencatat peningkatan kinerja bisnis saat ini sudah mencapai hampir dua kali lipat dibandingkan 2023.
Manager Network Management J&T Cargo M Said Abdullah mengungkapkan, hal tersebut terlihat dari peningkatan volume pengiriman dan penambahan gerai. J&T Cargo telah melakukan pengiriman dengan volume yang cukup tinggi.
"Jumlah seller, termasuk e-commerce 500 ribu, jumlah customer offline dan VIP itu 1,5 juta customer yang sudah dilayani, dan total akumulasi volume 200 juta kilogram," kata Said, baru-baru ini.
Dia menjelaskan, peningkatan gerai juga terjadi saat ini. Pada 2021 terdapat 1.380 gerai lalu naik pada 2022 menjadi 3.086 gerai dan pada 2023 meningkat menjadi 3.337 gerai.
Melihat potensi tersebut, J&T Cargo memastikan sudah menyiapkan strategi yang perlu dilakukan tahun ini. "Strategi kami masih fokus kepada peningkatan kualitas layanan," kata Said.
Kata dia, itu strategi utama 2024 karena ukuran perusahaan logistik adalah jasa. Diharapkan peningkatan kualiatas semakin meningkat, tonase meningkat, omzet juga meningkat.
Dia menuturkan saat ini sektor yang masih mendominasi dalam pengiriman barang ialah ritel. Said menuturkan, saat ini kebanyakam UMKM berada di pelosok Jawa dan juga sektor manufaktur, kerajinan, apparel, dan pakaian.
"UMKM ini lebih ke produk barang sendiri. Mereka banyak di pelosok kabupaten, dengan J&T di sana mendukung UMKM di pelosok," ucap Said.
J&T Cargo menambah partner bisnis dari tiga infustri penting yaitu UMKM yang bergerak di bidang pelayanan dan Komunitas UMKM, portal informasi bisnis, dan sektor resources. Said mengklaim J&T Cargo telah menjadi best practice yang sukses memberdayakan UMKM.