Ahad 31 Mar 2024 17:52 WIB

Jurus Jitu Kelola dan Kendalikan Gaji, THR dan Bonus yang Datang Bersamaan

Perlu perencanaan keuangan yang matang dengan pengaturan cashflow.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Pegawai menghitung uang tunai di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Pegawai menghitung uang tunai di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (13/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang berbeda dengan bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Karena bagi sebagian masyarakat yang bekerja di perusahaan banyak yang berkesempatan mendapatkan gaji bulan Maret bersamaan dengan momentum pemberian bonus kinerja akhir tahun lalu yang baru dibayarkan pada Maret, dan juga tunjangan hari raya (THR) yang dibayarkan pada akhir Maret ini, mengingat Hari Raya Idul Fitri yang akan jatuh di pekan kedua bulan April 2024. Kondisi ini tentu saja bisa membuat kita terlena melihat saldo rekening yang meningkat secara signifikan.

Tak bisa dipungkiri, hari raya Idul Fitri ini selalu diwarnai dengan berbagai kebiasaan seperti adanya ajakan buka bersama keluarga dan teman-teman terdekat, tradisi membeli baju baru serta saling memberikan hampers, bersedekah, dan rencana mudik. Dengan banyaknya rencana dan kebutuhan yang biasanya kita keluarkan selama Ramadan dan Idul Fitri tentu saja berpotensi meningkatkan pengeluaran yang jika dilakukan tanpa kalkulasi dan skala prioritas yang tepat maka tanpa disadari bisa menyebabkan terkurasnya pendapatan yang dimiliki dalam sekejap.

Baca Juga

Fund Development Allianz Life Indonesia Meta Lakhsmi Permata Dewi mengatakan, perlu perencanaan keuangan yang matang dengan pengaturan cashflow yang disesuaikan dengan baik sesuai keadaan masing-masing orang. Berkah yang didapatkan di masa Ramadan ini harus dilihat secara bijaksana dengan memanfaatkan pendapatan sebaik-baiknya agar dapat memenuhi kebutuhan.

"Yang penting adalah memastikan kesiapan ketika risiko hidup muncul seketika. Ada beberapa tips jitu untuk memastikan pengelolaan gaji, bonus dan THR tetap terkendali," ujar Meta dalam keterangan yang dikutip Ahad (31/3/2024).

Pertama, membuat anggaran khusus untuk gaji, THR dan bonus agar memudahkan untuk mengetahui apa saja pengeluaran dari kebutuhan yang dibutuhkan. Sebaiknya, tentukan berapa persen alokasi kebutuhan Ramadan seperti zakat, investasi, tabungan, bukber, bagi-bagi THR, dan lain-lain.

"Penyusunan anggaran yang matang dapat menghindari kita atas pengeluaran yang tak perlu dan memastikan THR serta bonus dimanfaatkan dengan maksimal," ujarnya.

Kedua, adalah memprioritaskan pembayaran hutang. Pastikan untuk memanfaatkan momentum adanya gaji, THR dan bonus yang bersamaan ini dengan melunasi atau setidaknya mengurangi jumlah utang yang dimiliki.

"Pada dasarnya, maksimal utang adalah 30 persen dari total aset. Membayar utang bukan hanya akan mengurangi beban finansial tetapi juga membantu meningkatkan skor kredit yang menjadi sangat penting, baik ketika kamu menjalani proses pemeriksaan latar belakang saat melamar pekerjaan, maupun saat penentuan bunga KPR di kemudian hari. Langkah ini sangat krusial untuk mengurangi beban dan mencapai kebebasan finansial," terang Meta.

Selanjutnya adalah jangan lupa untuk menyisihkan sebagian penghasilan untuk dana darurat. Karena, risiko  dalam hidup sangat mungkin terjadi kapan pun dan sangat berpotensi menguras cashflow yang dimiliki.

"Dengan adanya Gaji, THR dan bonus ini, sisihkan dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga seperti musibah jatuh sakit, kemalangan, atau risiko lainnya yang mungkin muncul tiba-tiba. Jika dana darurat belum masuk ke anggaranmu atau masih belum mencukupi (idealnya setara dengan 3-6 bulan pengeluaran rutin), gunakan sebagian THR dan bonus untuk mulai membangun atau menambahnya," jelas Meta.

Keempat adalah mengalokasikan penghasilan untuk investasi. Karena, investasi menjadi cara cerdas dalam memutar keuangan dan memastikan uang tetap bekerja.

"Caranya bisa dengan mengalokasikan sebagian dari THR dan bonus yang didapatkan untuk investasi, seperti saham, reksa dana, emas, atau bentuk investasi lain yang sesuai dengan profil risiko. Dengan berinvestasi, artinya sudah memulai langkah awal dalam membangun kekayaan jangka panjang," kata meta.

Hal yang tak kalah penting setelah memenuhi kebutuhan dasar, utang, investasi, dan dana darurat adalah dengan menggunakan sebagian THR dan bonus untuk menikmati hasil kerja

keras. Namun, harus dipastikan dapat melakukannya dengan bijak dan juga memanfaatkan momentum ini untuk bersedekah.

"Terakhir, yang perlu dipertimbangkan adalah menentukan jumlah yang akan dibelanjakan untuk kebutuhan non-esensial dan patuhi anggaran tersebut dengan disiplin. Dengan melakukan perencanaan dan pengelolaan THR serta bonus secara bijaksana dan disiplin, tentunya masa Ramadan ini dapat dinikmati lebih maksimal bagi diri sendiri dan orang yang kita sayangi," harap Meta.

Pengelolaan keuangan yang telah disusun ini juga dapat membantu untuk menikmati bulan penuh berkah dengan hati yang lebih tenang tanpa mengkhawatirkan cashflow yang terkendala oleh banyaknya rencana atau kebutuhan yang tidak esensial. Langkah-langkah yang diterapkan tersebut juga menjadi upaya dalam memastikan keuangan yang terarah dan terkendali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement