Selasa 02 Apr 2024 08:35 WIB

Sekeras Apa Pun Usaha tanpa Doa Itu Namanya Bohong? Begini Pesan Rasulullah SAW

Doa harus menemani setiap usaha yang dilakukan hamba

Rep: Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi berusaha cari nafkah. Doa harus menemani setiap usaha yang dilakukan hamba
Foto: Mahmud Muhyidin
Ilustrasi berusaha cari nafkah. Doa harus menemani setiap usaha yang dilakukan hamba

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pernyataan bahwa doa tanpa usaha itu bohong mungkin sering terdengar di telinga banyak orang. Makna dari kalimat tersebut mengisyaratkan agar seseorang tidak hanya duduk manis bersimpuh berdoa mengharapkan keinginannya terpenuhi, tetapi juga gigih berusaha.

Islam mengajarkan pentingnya berusaha dan tidak hanya berdoa. Nabi Muhammad SAW pun telah berpesan mengenai hal tersebut. Diriwayatkan dari Miqdam bin Ma'di Karib, Nabi Muhammad SAW bersabda:

Baca Juga

- ما أكلَ أحدٌ طعامًا قطُّ ، خيرًا من أنْ يأكلَ من عمَلِ يدِهِ وإنَّ نبيَّ اللهِ داودَ كان يأكلُ من عمَلِ يدِهِ

"Tidak ada seorang pun yang memakan satu makanan yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS memakan makanan dari hasil usahanya sendiri." (HR Bukhari)

Hadits itu menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pesan kepada umat Islam agar seseorang menjaga kesucian dirinya dengan melakukan upaya atau usaha agar dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Untuk menghidupi dirinya sendiri, keluarganya, dan tanggungannya.

Penghasilan seseorang dari hasil karyanya dengan tangannya sendiri atau dari hasil usahanya, adalah penghasilan terbaik dan paling nikmat. 

Bukan dengan jalan meminta atau mengemis, bukan hidup dengan bergantung pada orang lain atau menjadi tanggungan orang lain. Bukan pula menambah penghasilan melalui jalan yang tidak adil.

Nabi SAW juga menekankan untuk tidak malas dalam melakukan pekerjaan yang halal. Kemudian beliau SAW menyebut bahwa Nabi Daud AS adalah Nabi yang memenuhi kebutuhan makan sehari-harinya dari hasil keringatnya sendiri. Ini juga memuat pesan bahwa penghasilan terbaik adalah yang diperoleh dengan kerja keras dan kegigihan.

Selain itu seorang Muslim juga harus menggunakan kemampuan terbaiknya dalam berjuang menapaki kehidupan di dunia. Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

"Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS Al Mulk ayat 15)

Pendakwah Mesir, Syekh Dr Amr Khalid menjelaskan, ketika seorang Muslim hanya berdiam diri dan hanya merenung sambil menopang pipi dengan kedua tangannya, maka sungguh Allah SWT tidak ridha kepadanya. Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang senantiasa gigih dalam hidup.

"Itulah mengapa di dalam salah satu rukun umroh dan haji adalah sai, seakan-akan Allah SWT melatih kita dan berkata 'Saya ingin kalian melakukan ini agar bisa makan enak, sebagaimana yang dilakukan Sayyidah Hajar hingga keluarlah sumur Zamzam sehingga dapat dinikmati sampai sekarang'," jelasnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement