Selasa 02 Apr 2024 21:14 WIB

Puncak Arus Mudik di Tol Solo-Ngawi Diperkirakan pada 8 April 2024

PT JSN akan mengaktifkan semua gardu tol Solo-Ngawi.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Kendaraan melintas di ruas jalan tol Solo-Ngawi.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
(ILUSTRASI) Kendaraan melintas di ruas jalan tol Solo-Ngawi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI — Jalan tol Solo-Ngawi bersiap menghadapi arus mudik Lebaran 2024. PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) memperkirakan puncak arus mudik di jalan tol tersebut terjadi pada 8 April 2024.

Direktur Utama PT JSN Mery Natacha Panjaitan mengatakan, pada puncak arus mudik tersebut diperkirakan ada sebanyak 66.736 unit kendaraan yang melintas. Adapun arus balik diperkirakan terjadi pada 13 April 2024, dengan jumlah kendaraan yang melintas diprediksi sekitar 87.186 unit.

Baca Juga

Adapun untuk jumlah kendaraan yang masuk jalan tol Solo-Ngawi pada periode Lebaran, 31 Maret-21 April 2024, diperkirakan sebanyak 1.048.270 unit atau rata-rata 47.649 kendaraan per hari. Menurut Mery, jumlah tersebut naik sekitar 68 persen dibandingkan dengan kondisi normal, serta naik sekitar lima persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan jumlah lalu lintas kendaraan yang keluar tol selama periode Lebaran kali ini diperkirakan sekitar 1.053.221 unit atau rata-rata 47.874 kendaraan per hari. Mery mengatakan, jumlah tersebut naik sekitar 68,5 persen dibandingkan dengan kondisi normal, serta naik lima persen dibandingkan realisasi lalu lintas kendaraan keluar periode Lebaran 2023.

Mengantisipasi antrean transaksi di gardu tol, Mery mengatakan, pihaknya menyiapkan sumber daya personel dan sarana pendukung. “Kami memaksimalkan kapasitas transaksi dengan mengaktifkan semua gardu tol yang tersedia, penambahan jumlah mobile reader (MR), serta ketersediaan uang elektronik dan top up mobile pada setiap gerbang tol,” ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement