Jumat 05 Apr 2024 11:53 WIB

Unisba Santuni Anak Yatim, Guru Ngaji dan Pondok Pesantren Hingga Ratusan Juta

Selain memberikan santunan, Tabligh akbar menghadirkan penceramah Ustadz Zacky Mirza.

Acara tabligh akbar dirangkaikan dengan pemberian santunan di Masjid Al-Asy
Foto: Dok Republika
Acara tabligh akbar dirangkaikan dengan pemberian santunan di Masjid Al-Asy

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali menggelar tabligh akbar dan memberi santunan kepada anak yatim, guru ngaji, dan pondok pesantren. Acara dilaksanakan di Masjid Al-Asy'ari Unisba Jalan Tamansari Kota Bandung, Kamis petang (4/4/2024). 

Usai ceramah acara dilanjutkan dengan pemberian santunan kepada 501 anak yatim, 40 orang guru ngaji, dan 7 pondok pesantren. Selain memberikan santunan, Tabligh akbar menghadirkan penceramah Ustadz Zacky Mirza. 

Baca Juga

"Total santunan yang kami siapkan sebanyak Rp 189.500.000. Santunan tersebut diberikan kepada warga sekitar Unisba," ujar Kepala Bagian Peningkatan Ruhul Islam dan Pengelolaan Masjid Al-Asy'ari Unisba, Dr Iwan Permana, S Sy MESy.

Iwan mengatakan, setelah selesai acara santunan yang diegelar sore menjelang magrib, pihaknya langsung berbuka puasa bersama dengan penerima santunan dan warga sekitar.  Setelah itu, sholat Maghrib dan Isya dilanjutkan dengan tarawih. "Dan malamnya langsung i'tikaf dan sahur bersama," katanya.

Menurutnya, santunan kepada anak yatim, guru ngaji, dan pondok pesantren merupakan agenda rutin dari Unisba. Diharapkan santunan ini bisa menjadi amal jariyah bagi pemberi santunan. Selain itu, santunan ini akan menjadi amal jariyah bagi para pendiri, pimpinan, dan pendahulu Unisba yang sudah berjuang membesarkan Unisba. Baik yang masih ada maupun yang sudah meninggal.

Iwan menjelaskan, bentuk santunan untuk anak yatim dan guru ngaji berupa uang tunai. Sementara untuk pondok pesantren ada yang beruba barang sesuai dengan kebutuhan pesantren bersangkutan.

Sementara menurut Rektor Unisba Prof Edi Setiadi, santunan ini merupakan upaya Unisba untuk mengentaskan masalah umat Islam. Untuk itu, program semacam ini akan terus ada dan bahkan akan ditingkatkan. "Ini dibuktikan pesertanya dari tahun ke tahun selalu meningkat. Ke depan juga diharapkan penerima manfaat tidak hanya warga sekitar unisba tapi bisa menular ke kelompok lainnya," kata Edi.

Edi mengakui, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang dihadapi umat. Hal ini menuntut Unisba untuk terus semakin peduli terhadap PR-PR tersebut. Apalagi penerima santunan masih banyak anak kecil, mereka generasi penerus yang harus diperhatikan dari segala sisinya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement