Jumat 05 Apr 2024 13:35 WIB

Dua Hari Terakhir, 66 RT di Jakarta Terendam Banjir, Paling Banyak di Jaksel

Wilayah Jakarta Selatan paling banyak tergenang.

Red: Reiny Dwinanda
Kendaraan menerobos genangan air yang merendam di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jumat (22/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mengumumkan, terjadi banjir di sebelas ruas jalan Jakarta. Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta semalam juga mengakibatkan di Jalan Boulevard Raya tersebut terendam dengan ketinggian 20 cm.
Foto: Republika/Prayogi
Kendaraan menerobos genangan air yang merendam di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jumat (22/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mengumumkan, terjadi banjir di sebelas ruas jalan Jakarta. Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta semalam juga mengakibatkan di Jalan Boulevard Raya tersebut terendam dengan ketinggian 20 cm.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa sebanyak 66 Rukun Tetangga (RT) di Jakarta tergenang banjir. Itu terjadi dalam waktu dua hari terakhir, yakni 3-4 April 2024.

 

Baca Juga

"Berdasarkan hasil himpun data, terdapat 15 kecamatan, 23 kelurahan, 32 RW dan 66 RT atau 0,214 persen dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji kepada wartawan di Jakarta, Jumat (5/4/2024).

photo
Kendaraan menerobos genangan air yang merendam di Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jumat (22/3/2024). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mengumumkan, terjadi banjir di sebelas ruas jalan Jakarta. Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta semalam juga mengakibatkan di Jalan Boulevard Raya tersebut terendam dengan ketinggian 20 cm. - (Republika/Prayogi)

Isnawa menuturkan, data ini didapatkan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta. Laporan genangan di wilayah DKI Jakarta dihimpun oleh petugas penanganan bencana ataupun aparat wilayah, seperti lurah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
مِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖ وَيَقُوْلُوْنَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَّرَاعِنَا لَيًّاۢ بِاَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِى الدِّيْنِۗ وَلَوْ اَنَّهُمْ قَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَاَقْوَمَۙ وَلٰكِنْ لَّعَنَهُمُ اللّٰهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. Dan (mereka mengatakan), “Raa‘ina” dengan memutar-balikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali.

(QS. An-Nisa' ayat 46)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement