REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengatakan, TNI Angkatan Udara siap menyambut kedatangan alutsista baru. Termasuk pesawat tempur F-15 Eagle dan Rafale.
Selanjutnya, TNI AU akan membahas lebih teknis terkait penyiapan hangar, sistem logistik, ground support alutsista baru yang tengah dipesan itu.
"Ya sudah kita rencanakan. Jadi nanti kita akan bicara lebih teknis lagi bahwa Angkatan Udara siap menyongsong kedatangan alutsista yang baru seperti tadi saya sampaikan. Kita masih proses penyiapan baik hangar, sistem logistiknya, ground support-nya dan sebagainya," tutur Tonny usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Jumat (5/4/2024).
Menurutnya, pesawat tempur buatan Eropa tersebut pastinya akan berbeda dengan pesawat buatan negara Timur. "Tentunya ini pesawat eropa berbeda dengan pesawat timur, berbeda pesawat barat. Kita sedang proses untuk itu," kata dia.
Kedatangan alutsista baru itu pun dinanti-nanti. Selain pesawat Rafale, juga ada pesawat angkut militer airbus A400 M, drone Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA). Alutsista baru tersebut akan digunakan untuk memantau dan mengawasi seluruh wilayah Indonesia tanpa adanya blind spot atau tempat kosong yang tidak bisa terdeteksi.
"Ke depan akan ada alutsista baru yang nanti ada 2026 kedatangan pesawat rafale, yang ada A400, kemudian kita juga masih menantikan drone PTTA ya kemudian ada juga pengadaan radar," ucapnya.
Lebih lanjut, Tonny mengatakan TNI Angkatan Udara saat ini tengah menyusun postur Angkatan Udara 2025-2044, yang di dalamnya terdapat lima rencana strategis per lima tahun. Sehingga TNI AU harus terus melakukan evaluasi dan disesuaikan dengan anggaran negara.
"Kekuatan angkatan udara tidak bisa lepas dari kebijakan negara dalam mendukung alutsista, pengadaan alutsista. Kita menyesuaikan dengan itu," kata Tonny.
Ia melanjutkan, TNI AU saat ini juga tengah berusaha meningkatkan kesiapan pesawat sehingga bisa memperkuat pertahanan dan bisa berkontribusi aktif dalam menciptakan perdamaian dan keamanan di kawasan.
"Sekarang memang kita berusaha meningkatkan kesiapan pesawat. Itu intinya kalau angkatan udara pesawatnya sudah banyak, angkatan udara akan kuat seperti tadi disampaikan oleh bapak Presiden bahwa kita ingin berkontribusi aktif di perdamaian khususnya stabilitas keamanan di kawasan," tegasnya.