REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terlepas dari upaya-upaya untuk mengurangi gas rumah kaca, pada tahun 2023, jumlah gas yang tercatat di atmosfer Bumi terus meningkat. Demikian menurut sebuah laporan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Tiga gas yang paling banyak dikaitkan dengan aktivitas manusia yakni karbon dioksida (CO2), metana, dan dinitrogen oksida, tidak meningkat secepat beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, setara dengan peningkatan tajam yang diamati selama dekade terakhir.
"Masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan untuk mencapai kemajuan yang berarti dalam mengurangi jumlah gas rumah kaca yang terakumulasi di atmosfer," kata Vanda Grubisic, direktur Laboratorium Pemantauan Global NOAA, seperti dilansir United Press International, Kamis (11/4/2024).
CO2 dianggap sebagai gas rumah kaca yang paling berdampak. Analisis laboratorium NOAA menunjukkan konsentrasi permukaan global CO2 meningkat 2,8 bagian per juta menjadi rata-rata 419,3 ppm selama tahun 2023. Rata-rata 12 bulan sebesar 419,3 ppm adalah sekitar 50 persen lebih tinggi dari perkiraan untuk tingkat CO2 pra-industri.
Tahun lalu adalah tahun ke-12 berturut-turut konsentrasi permukaan global meningkat lebih dari 2 ppm, yang merupakan laju peningkatan CO2 terpanjang dalam 65 tahun pemantauan NOAA.
Badan ini belum pernah mencatat peningkatan CO2 selama tiga tahun berturut-turut setidaknya 2 ppm sebelum tahun 2014. Badan federal tersebut mulai melacak tingkat gas rumah kaca global pada tahun 1959.
Emisi CO2 pada tahun 2020 menunjukkan penurunan produksi karena berkurangnya permintaan energi akibat karantina wilayah yang diberlakukan selama pandemi global COVID-19, demikian seperti dilaporkan oleh Badan Energi Internasional.
Metana juga meningkat pada tahun 2023, mencapai rata-rata 1.922,6 bagian per miliar (part per billion/ppb), naik 10,9 ppb dari tahun 2022 tetapi lebih rendah dari rekor peningkatan 15,2 ppb pada tahun 2020, menurut NOAA.
Badan federal tersebut mengatakan bahwa tingkat metana di atmosfer 160 persen lebih tinggi daripada tingkat pra-industri. NOAA mengatakan bahwa dinitrogen oksida adalah gas rumah kaca paling signifikan ketiga yang disebabkan oleh manusia dan meningkat 1 ppb menjadi 336,7 ppb pada tahun 2023.
Pupuk nitrogen dan pupuk kandang yang digunakan dalam pertanian adalah sumber utama metana yang disebabkan oleh manusia, yang 25 persen lebih tinggi dari tingkat pra-industri sebesar 270 ppb.
Laboratorium Pemantauan Global NOAA mengumpulkan dan menganalisis lebih dari 15 ribu sampel udara global di stasiun pemantauan yang berlokasi di seluruh dunia. Lokasi yang memberikan sampel udara kepada NOAA meliputi 53 lokasi pengambilan sampel yang bekerja sama di seluruh dunia, 20 lokasi menara tinggi, dan bandara di Amerika Utara.