REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teuku Riefky mengatakan stabilitas politik perlu dijaga untuk melindungi resiliensi ekonomi Indonesia. Terlebih di tengah melambatnya ekonomi negara mitra utama.
"Untuk iklim domestik ini memang kan sedang dalam fase transisi pemerintah, jadi mungkin satu hal yang perlu dijaga adalah stabilitas," kata Riefky disiarkan ANTARA di Jakarta.
Menurut dia, perlambatan ekonomi negara mitra utama, seperti China, dapat mempengaruhi kinerja ekonomi nasional, termasuk dari segi investasi. Untuk itu, perlu upaya menjaga kondisi stabilitas politik di dalam negeri agar kepercayaan para investor juga terjaga.
"Kalau ada isu terkait pemilu harus segera diselesaikan. Dalam artian, semua proses diikuti agar investor confidence terjaga, bahwa semua proses ini berjalan dengan semestinya," tutur dia.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik sempat menuturkan, pasar modal cukup resilien walaupun Indonesia sedang dalam tahun politik. Karena para investor dapat selalu mencari dan melihat peluang dalam situasi apa pun.
Dalam kesempatan terpisah, Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menilai, perkembangan perekonomian dan geopolitik dunia lebih berdampak terhadap geliat pasar modal Indonesia dibandingkan hasil pelaksanaan Pemilu 2024.