Selasa 16 Apr 2024 19:30 WIB

Ketua MPR Dorong Pemberian Vaksin untuk Cegah DBD

Pemberian vaksin merupakan langkah preventif mencegah penyebaran virus dengue.

Red: Gita Amanda
Tenaga kesehatan mengecek kondisi kesehatan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Taman Sari, Jakarta, Selasa (16/4/2024). Sebanyak 14 pasien kasus DBD dirawat di rumah sakit tersebut yang mayoritas 70 persen pasiennya merupakan anak-anak usia SD dan SMP. Peningkatan kasus DBD dimulai sejak Desember 2023 hingga mencapai puncaknya pada April 2024  yang diakibatkan musim hujan yang meningkatkan kelembapan udara sehingga nyamuk mudah berkembang biak.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tenaga kesehatan mengecek kondisi kesehatan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Taman Sari, Jakarta, Selasa (16/4/2024). Sebanyak 14 pasien kasus DBD dirawat di rumah sakit tersebut yang mayoritas 70 persen pasiennya merupakan anak-anak usia SD dan SMP. Peningkatan kasus DBD dimulai sejak Desember 2023 hingga mencapai puncaknya pada April 2024 yang diakibatkan musim hujan yang meningkatkan kelembapan udara sehingga nyamuk mudah berkembang biak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemberian vaksin kepada masyarakat, untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.

"Kami meminta Kemenkes bersama Dinas Kesehatan, untuk mulai menyosialisasikan pemberian vaksin dengue kepada masyarakat, dengan sasaran kelompok usia 6-45 tahun baik yang belum pernah terinfeksi maupun yang sudah pernah terinfeksi," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Baca Juga

Menurut dia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), juga menyarakan pemberian vaksin merupakan langkah preventif mencegah penyebaran virus dengue.

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mencatat hingga pekan ke-15 tahun 2024, tercatat 62 ribu kasus demam berdarah dengue di Indonesia. Dari kasus tersebut, terdapat 475 pasien di antaranya meninggal dunia.

"Kami meminta Kemenkes bersama Dinas Kesehatan untuk serius dalam melakukan penanganan hingga pengendalian kasus demam dengue, dengan memprioritaskan wilayah-wilayah dengan kasus DBD yang tinggi," katanya menegaskan.

Selain itu, dia meminta Kemenkes untuk benar-benar menyoroti tren peningkatan kasus DBD tersebut, dan terus melakukan berbagai upaya/langkah dalam mencegah lonjakan kasus demam dengue. Salah satunya dengan menginstruksikan pemerintah daerah, agar mengeluarkan surat edaran perihal kesiapsiagaan peningkatan kasus DBD utamanya di wilayah dengan kasus yang tinggi.

Dia juga endorong Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan IDI untuk terus memasifkan sosialisasi serta edukasi pencegahan penularan demam dengue, salah satunya dengan menggalakkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus melalui gerakan satu rumah satu Jumantik utamanya di lingkungan yang padat penduduk.

"Kami juga mengingatkan masyarakat, meskipun DBD dapat disembuhkan, namun masyarakat tetap perlu mewaspadai komplikasi DBD yang bisa memicu kematian yakni Dengue Shock Syndrome (DSS) karena terlambat mendapatkan penanganan," pesannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement