REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Polres Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 70 kasus kecelakaan lalu lintas selama Operasi Ketupat Progo 2024. Kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Bantul ini mengakibatkan korban meninggal dunia dan terluka.
“Tiga orang meninggal dunia dan 82 orang luka ringan, dengan kerugian materiel sebesar Rp 24,1 juta,” kata Kepala Polres (Kapolres) Bantul AKBP Michael R Risakotta, Rabu (17/4/2024).
Operasi Ketupat Progo 2024 digelar sejak 4 April hingga 16 April. Operasi tersebut dalam rangka pelayanan dan pengamanan momen Lebaran, termasuk arus mudik dan balik.
Menurut Kapolres, selama operasi, terdata 680 pelanggaran lalu lintas. Angkanya disebut menurun sekitar 88 persen dibandingkan momen yang sama di 2023, di mana terdata 5.689 pelanggaran lalu lintas.
Jajaran Polres Bantul melakukan penindakan atas pelanggaran lalu lintas itu. “Dengan rincian, yakni teguran, dari 5.676 pada tahun 2023, menjadi 585 kali di tahun 2024. Sementara sebanyak 95 pelanggar ditilang pada Operasi Ketupat 2024, atau mengalami kenaikan dibanding tahun 2023 yang hanya menilang 13 pelanggar,” kata Kapolres.
Sementara terkait situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama pelaksanaan Operasi Ketupat Progo 2024, menurut Kapolres, terbilang aman dan terkendali, meskipun masih ada kasus kriminalitas. “Gangguan kamtibmas kriminalitas terjadi sebanyak 11 kasus,” katanya.
Secara umum, Kapolres menilai, selama pelaksanaan Operasi Ketupat Progo 2024 situasi terbilang kondusif. “Dari data hasil operasi, secara umum situasi keamanan dan ketertiban di wilayah hukum Polres Bantul pada momen perayaan libur Lebaran kali ini dapat berjalan dengan baik,” ujar dia.