Ahad 21 Apr 2024 16:27 WIB

Survei Indikator: Mayoritas Massa PKB tidak Setuju Penetapan Hasil Pilpres 2024 Dibatalkan

"Basis PKB tidak ada masalah Pak Prabowo menang," kata Burhanuddin.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar di DPP PKB, Jakarta, Sabtu (20/4/2024).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Abdul Muhaimin Iskandar di DPP PKB, Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia menunjukkan, bahwa mayoritas massa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan tidak setuju jika penetapan pasangan 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai peserta pemilu 2024 dibatalkan. Sebanyak 64 persen basis PKB sendiri menyatakan sikap tidak setuju terhadap tuntutan di sidang perkara sengketa hasil pilpres 2024 itu. Sedangkan 34,3 persen massa pendukung PKB menyatakan setuju.

“Ini basisnya sendiri berbeda sama elite partainya, karena basis PKB tidak ada masalah Pak Prabowo menang, 64 persen minta jangan dibatalkan,” kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparan rilis survei nasional bertema ‘Persepsi Pubik atas Penegakan Hukum, Sengketa Pilpres di MK, dan Isu-Isu Terkini Pasca-Pilpres’, Ahad (21/4/2024).

Baca Juga

Burhanuddin pun menilai, basis PKB justru cenderung memilih mendukung Prabowo Subianto, meskipun ketua umumnya Muhaimin Iskandar menjadi cawapres Anies Baswedan. “Ini lagi-lagi menarik ini, PKB pun konstituennya umumnya, nah ini menjelaskan menurut exit poll kita basis PKB itu cenderung memilih Pak Prabowo meskipun ketua umumnya Gus Muhaimin menjadi cawapresnya Mas Anies,” ujarnya.

Selain basis massa PKB, mayoritas basis massa PDIP juga menyatakan tidak setuju pembatalan Prabowo-Gibran dari peserta pemilu 2024. Hasil survei Indikator menunjukan ada 44,2 persen massa PDIP yang menyatakan tidak setuju. Sedangkan 36,5 persennya menyatakan setuju.

Menurut Burhanuddin, angka ini menunjukan bahwa massa PDIP sebenarnya sudah move-on dari sengketa hasil pilpres. “Bahkan PDIP pun lebih banyak basis massanya yang tidak setuju ketimbang yang setuju. Jadi sepertinya basis PDIP ini sudah move on sebenarnya ya. Meskipun yang tidak setuju terhadap pembatalan penetapan Prabowo Gibran sebagai peserta pemilu ini tidak mencapai 50 persen, tetapi dibanding yang setuju itu lebih banyak basis PDIP yang tidak setuju,” jelas Burhanuddin.

Sedangkan mayoritas massa partai lain yang menyatakan tidak setuju terhadap tuntutan tersebut yakni berasal dari Partai Golkar, Gerindra, PAN, dan juga Demokrat. Sementara, massa Partai Nasdem dan PKS mayoritas setuju dengan pembatalan kepesertaan Prabowo dan Gibran di pemilu.

Lebih lanjut, dari survei Indikator ini juga ditemukan bahwa 63,4 persen masyarakat menyatakan tidak setuju terhadap tuntutan tersebut. Sedangkan sebanyak 27 persen lainnya menyatakan setuju.

“Kita tanya setuju atau tidak setuju dengan tuntutan tersebut. Ternyata mayoritas tidak setuju ada 63,4 persen. Kemudian kita cek di sini berdasarkan pilihan lagi-lagi pendukung Pak Prabowo cenderung tidak setuju. Sementara pendukung Mas Anies dan Mas Ganjar cenderung setuju,” kata Burhanuddin.

Survei ini dilakukan pada periode 4-5 April 2024 melalui telepon. Dalam survei ini, margin of error diperkirakan sekitar 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen, dan menggunakan asumsi simple random sampling. Sampel dipilih melalui metode random digit dialing sebanyak 1201 responden. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement