Rabu 24 Apr 2024 16:30 WIB

Gudang Senjata Ukraina akan Jadi Sasaran Intensif Rusia 

Washington bersiap memasok Ukraina dengan paket bantuan militer baru.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Petugas polisi berdiri di dekat taman kanak-kanak yang rusak menyusul serangan rudal di Kyiv (Kiev), Ukraina, 13 Desember 2023, di tengah invasi Rusia.
Foto: EPA-EFE/OLEG PETRASYUK
Petugas polisi berdiri di dekat taman kanak-kanak yang rusak menyusul serangan rudal di Kyiv (Kiev), Ukraina, 13 Desember 2023, di tengah invasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan Rusia akan mengintensifkan serangan ke gudang-gudang Ukraina yang menampung senjata-senjata dari Barat. Hal ini disampaikan saat Amerika Serikat (AS) bersiap untuk menyetujui dan mengirimkan paket bantuan militer baru yang sudah lama dinanti.

Dalam pidatonya dihadapan pejabat pertahanan Rusia, Shoigu mengatakan Rusia menghilangkan mitos keunggulan senjata-senjata Barat, dan pasukannya meraih kemajuan 1.000 kilometer di garis pertempuran. Ia merujuk fakta Washington bersiap memasok Ukraina dengan paket bantuan militer baru senilai hampir 61 miliar dolar AS.

Baca Juga

Setelah House of Representative AS meloloskan Rancangan Undang-undang paket bantuan tersebut pada Sabtu (20/4/2024) lalu. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Kiev akan segera menerima sistem rudal jarak jauh ATACMS yang menjadi bagian dari paket bantuan tersebut.

Pejabat pemerintah AS mengatakan bantuan itu akan mencakup amunisi dan rudal interseptor untuk pertahanan udara. "Sehubungan dengan ancaman yang ditimbulkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya kami akan terus meningkatkan komposisi dan struktur Angkatan Bersenjata dan meningkatkan produksi senjata-senjata dan peralatan militer paling populer," kata Shoigu pada Selasa (23/4/2024).