Senin 29 Apr 2024 13:16 WIB

Belasan Orang Tewas dalam Serangan Israel di Rafah 

Pesawat-pesawat Israel menyerang dua rumah di Kota Gaza,

Sebuah tenda yang dilukis dengan pesan terima kasih yang didedikasikan kepada mahasiswa Universitas Columbia di New York, AS, di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza selatan, 27 April 2024.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Sebuah tenda yang dilukis dengan pesan terima kasih yang didedikasikan kepada mahasiswa Universitas Columbia di New York, AS, di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza selatan, 27 April 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Petugas medis Gaza mengatakan serangan udara Israel pada tiga rumah di Kota Rafah menewaskan 13 orang dan melukai banyak orang lainnya. Media Hamas mengatakan jumlah korban jiwa 15 orang.

Pada Ahad (28/4/2024) petugas kesehatan mengatakan pesawat-pesawat Israel menyerang dua rumah di Kota Gaza, sebelah utara Jalur Gaza, membunuh dan melukai sejumlah orang. Serangan ke Rafah yang kini menampung lebih dari satu juta pengungsi dilakukan beberapa jam sebelum Mesir akan menjadi tuan rumah bagi Hamas untuk membahas prospek gencatan senjata dengan Israel.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan Gaza total korban jiwa dalam serangan Israel ke kantong pemukiman Palestina itu sudah lebih dari 34 ribu orang, 66 diantaranya tewas dalam 24 jam terakhir. Perang ini juga memaksa mayoritas dari 2,3 juta populasi Gaza mengungsi dan mengubah pemukiman menjadi puing-puing.

Israel membalas serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. Israel mengklaim Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dan menculik 250 lainnya dalam serangan itu. Seorang pejabat Hamas mengatakan delegasi di Mesir yang dipimpin wakil ketua Hamas di Gaza Khalil Al-Hayya akan membahas proposal gencatan senjata yang diserahkan Hamas ke Qatar dan Mesir sebagai mediator.

Para mediator yang didukung Amerika Serikat (AS) itu meningkatkan upaya mereka agar kesepakatan dapat tercapai sebelum Israel menginvasi Rafah. Sumber mengatakan proposal ini mencakup kesepakatan itu membebaskan kurang dari 40 sandera untuk ditukar dengan orang-orang Palestina yang ditahan di penjara Israel dan tahapan kedua gencatan yang mencakup "masa tenang berkelanjutan" yang menjadi kompromi Israel pada tuntutan Hamas untuk gencatan senjata permanen.

Sumber mengatakan ditahapan pertama Israel akan mengizinkan pergerakan bebasan antara utara dan selatan Gaza. Serta menarik sebagian pasukannya dari sana. Pejabat senior Hamas mengatakan pembicaraan di Kairo akan dilakukan antara delegasi Hamas dan mediator Qatar dan Mesir untuk membahas pernyataan Hamas mengenai respon Israel terhadap proposal yang terbaru.

"Hamas memiliki sejumlah pertanyaan mengenai respon Israel pada proposal ini, yang mana sudah Hamas terima dari mediator pada Jumat lalu," kata pejabat itu. Pernyataan ini mengindikasi kelompok perjuangan pembebasan Palestina mungkin tidak akan segera memberikan tanggapan mereka pada respon Israel tersebut. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement