Senin 29 Apr 2024 13:08 WIB

Ancang-Ancang ICC Terbitkan Surat Penangkapan Terhadap Benjamin Netanyahu

Media Israel melaporkan Netanyahu dalam kondisi stres dan ketakutan atas rencana ICC.

Red: Andri Saubani
Seorang pria bertopeng wajah Benjamin Netanyahu dan tangan dicat merah melakukan pawai menentang perang terbaru Israel-Hamas dan mendukung Palestina di Gaza, di Mexico City, Minggu, 5 November 2023.
Foto:

Penerbitan surat penahanan ICC terhadap pejabat Israel bisa dibilang tinggal menunggu waktu. Pasalnya, jika mereka tidak melakukannya, ICC akan dicap menerapkan standar ganda lantaran sebelumnya pernah menerapkan proses hukum terhadap pemimpin yang diduga melakukan kejahatan perang seperti mantan presiden Sudan, Omar al-Bashir dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sebelumnya, Israel juga telah digugat ke Mahkamah Internasional (ICJ) oleh Afrika Selatan. Bedanya, ICC fokus atas dakwaan terhadap individu, sementara ICJ adalah sengketa hukum antarnegara.

Berdasarlan laporan Middle East Eye (MEE), Ahad (28/4/2024), Gedung Putih tengah berupaya mencegah ICC menerbitkan surat penahanan terhadap Netanyahu cs. Mengutip laman Walla, MEE melaporkan, bahwa, Netanyahu pada akhir pekan lalu memimpin rangkaian sambungan telepon diplomatik khususnya ke Gedung Putih dengan tujuan bisa mencegah ICC.

Koran Israel, Maariv, melaporkan, bahwa Netanyahu dalam kondisi "ketakutan dan stres", atas kemungkinan ICC menerbitkan surat penahanan terhadap dirinya. Sumber Maariv meyakini bahwa, surat penahanan ICC akan terbit dalam waktu yang tidak lama lagi. Tidak hanya Netanyahu, masih menurut sumber Maariv, Menteri Pertahanan Yoav Gallang dan Kepala Staf IDF Mayjen Herzi Halevi juga menjadi pejabat yang akan ditahan oleh ICC.

 

Menteri Luar Negeri, Israel Katz kepada kanal N12, menilai, surat penahanan ICC sebagai, "kemunafikan absolut". "Kami tidak akan meninggalkan Israel," ujarnya.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, menurut klaim Israel, telah menwaskan 1.200 orang dan sedikitnya 250 orang kini berstatus sandera. Israel kemudian merespons serangan itu dengan pemboman bertubi-tubi ke Jalur Gaza yang masih berlangsung hingga kini. Serangan militer Israel telah membunuh sedikitnya 34 ribu warga Palestina dan meluluhlantahkan sebagian besar infrastruktur di Jalur Gaza.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement