Jumat 03 May 2024 13:38 WIB

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker

Sirtuin-1 merupakan salah satu dari kelas enzim sirtuin penyebab terjadinya kanker.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi kanker.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Muhammad Ikhlas Abdjan senyawa obat untuk mencegah pertumbuhan sel kanker. Senyawa tersebut bernama Diptoindonesin A yang dapat ditemukan pada tanaman shorea seminis, yang tumbuh di kawasan Pulau Kalimantan.

"Senyawa ini ditemukan oleh pembimbing saya, Prof Nanik Siti Aminah. Namun, belum pernah diujikan pada enzim sirtuin-1. Karena itu, saya meneruskan penelitian ini guna menemukan inovasi baru untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dengan uji coba Diptoindonesin A pada enzim sirtuin-1," kata Ikhlas, Jumat (3/5/2024). 

Baca Juga

Mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair itu menjelaskan, Sirtuin-1 merupakan salah satu dari kelas enzim sirtuin penyebab terjadinya kanker. Ikhlas mengatakan, penelitian berfokus pada sirtuin-1 lantaran hampir seluruh jenis kanker terdapat aktivitas dari enzim tersebut.

"Enzim ini merupakan major dan aktivitasnya dapat terlihat pada kebanyakan jenis kanker seperti serviks, kanker payudara, prostat, dan lain sebagainya. Sirtuin-1 akan membantu meregulasi sel kanker sehingga akan terus bertumbuh dan tidak terkontrol," ujarnya.

Ikhlas menambahkan, sebelumnya ia melakukan uji coba simulasi perhitungan di laboratorium. Dari beberapa senyawa enzim yang diujikan menggunakan metode perhitungan komputasi pada level molekuler, Diptoindonesin A punya efek penghambatan yang baik terhadap sirtuin-1.

Penelitian yang dilakukan Iklas memanh menggunakan kajian komputasi. Kajian tersebut mencakup metode Pharmacokinetic, DFT modeling, molecular docking, dan molecular dynamics simulation. 

Studi farmakokinetika guna memprediksi kriteria kandidat obat dari kedua senyawa, yaitu Diptoindonesin A dan viniferin. Hal itu juga digunakan untuk memprediksi ADMET (absorbsi, distribusi, metabolisme, excretion, toxicity). Berdasar ADMET, Diptoindonesin A bisa terabsorbsi ke dalam usus halus.

"Dan berdasar distribusi BBB permeability tidak mempengaruhi langsung sel otak. Senyawa tersebut juga tidak mempengaruhi sistem metabolisme tubuh," ucapnya. 

DFT Modeling digunakan untuk....

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement