REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-15 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Gambia mendorong upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, Palestina.
"Negosiasi yang terus berlangsung, dengan harapan dapat membuahkan hasil baik termasuk terciptanya gencatan senjata," kata Menlu di sela-sela KTT OKI yang diselenggarakan pada 4-5 Mei di Gambia, Senin.
Menlu Retno mengatakan bahwa di sela-sela KTT, dirinya telah melakukan banyak pertemuan dan pembicaraan dengan banyak pihak, antara lain dengan Sekjen OKI; Advisor Presiden Palestina, yang merupakan mantan Menlu Palestina; Menlu Arab Saudi; Menlu Mesir; dan Menlu Iran.
Menlu Retno juga bertemu dan berdiskusi dengan Menlu Bangladesh; Menlu Tunisia; Menlu Gambia; Menlu Maroko; Menlu Malaysia; Menlu Brunei Darussalam, dan Wakil Perdana Menteri Uganda.
Hampir semua pertemuan membahas mengenai masalah Palestina, dengan fokus pada negosiasi yang terus berlangsung yang diharapkan dapat membuah hasil baik, termasuk terciptanya gencatan senjata.
Retno juga mendorong upaya bersama dengan negara lain untuk pengakuan Palestina sebagai sebuah negara. "Kita harus terus bersama berupaya dorong negara lain untuk mengakui Palestina," katanya.
Selain itu, Menlu RI tersebut juga mendorong keanggotaan penuh Palestina di PBB, upaya untuk mengintensifkan bantuan kemanusiaan, dan menyoroti kekhawatiran banyak pihak terhadap rencana Israel untuk menyerang Raffah.
"Rencana ini sangat dikecam oleh semua negara OKI," demikian katanya.
Sementara itu, selain menghadiri KTT ke-15 OKI, kunjungan Menlu Retno ke Banjul, Gambia, juga untuk melakukan pertemuan dengan menteri luar negeri negara itu guna menandatangani Perjanjian Bebas Visa untuk pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas.