REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakistan telah mencatat bulan April terbasah sejak tahun 1961, dengan curah hujan dua kali lipat lebih tinggi dari biasanya. Demikian menurut laporan dari pusat cuaca nasional negara tersebut.
Negara Asia ini mengalami cuaca ekstrim selama berhari-hari di bulan April yang menewaskan sejumlah orang serta menghancurkan properti dan lahan pertanian. Para ahli mengatakan bahwa Pakistan mengalami hujan yang lebih lebat karena perubahan iklim.
Curah hujan bulan lalu di Pakistan meningkat 164 persen dari tingkat normal untuk bulan April, kata pusat cuaca nasional Pakistan seperti dilansir Euro News, Selasa (7/5/2024). Hujan deras tersebut paling berdampak pada provinsi Khyber Pakhtunkhwa di barat laut dan Balochistan di barat daya.
Banjir bandang juga menewaskan puluhan orang di negara tetangga, Afghanistan. Di Pakistan, sebagian besar kematian dilaporkan dari provinsi Khyber Pakhtunkhwa, pada pertengahan April. Bangunan-bangunan yang runtuh menewaskan sedikitnya 32 orang, termasuk 15 anak-anak dan lima wanita, kata Otoritas Manajemen Bencana. Puluhan orang lainnya juga terluka di wilayah tersebut, di mana 1.370 rumah rusak.